Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Contoh Profil Desa Adat Presana

KATA PENGANTAR

 

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Profil Desa Adat Presana ini dapat diselesaikan dengan penuh tanggung jawab yang dikemas dan diolah dengan sistematika Profil Desa Adat sesuai Surat Kepala Dinas PMA Provinsi Bali Nomor B.27.189/12032/PBDA/DPMA Tanggal 22 Nopember 2021.

Sajian data dalam Buku Profil Desa Adat Presana, Desa Amerta Bhuana, Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem ini mengacu pada data riil yang ada di Desa Adat Presana dengan penyajian informasi secara terbuka dan sistematis tentang gambaran umum potensi serta perkembangan Desa Adat Presana selama tahun 2021.

Secara khusus data Profil Desa adalah kumpulan data tentang potensi dan perkembangan desa, yang diperlukan untuk perbandingan atau referensi dan sebagai data acuan dalam penyusunan program kegiatan pembangunan desa serta kebijakan Pemerintah Desa, melaksanakan penyusunan tata ruang wilayah, dan penyusunan kebijakan-kebijakan pembangunan lainnya, serta dimanfaatkan untuk kepentingan data Desa secara menyeluruh.

Kami menyadari bahwa dalam menyediakan data dan informasi dalam buku Profil Desa Adat Presana ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu pendapat, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan guna perbaikan buku ini dimasa yang akan datang.

Harapan kami, semoga buku ini bermanfaat dan dapat digunakan sebagaimana mestinya.

 

 

Presana, 6 Desember 2021

Bandesa Adat Presana

 

 

 

I Made Sudiartawan

 


 

DAFTAR ISI

SAMPUL

KATA PENGANTAR.. i

DAFTAR ISI. ii

BAB I PENDAHULUAN.. 1

1.1 Latar Belakang. 1

1.2 Sejarah Singkat Desa Adat Presana. 1

1.3 Maksud dan Tujuan. 3

BAB II KONDISI DESA ADAT.. 4

2.1 Pemerintahan Desa Adat Presana. 4

2.1.1 Prajuru Desa Adat 4

2.1.2 Sabha Desa Adat 4

2.1.3 Kerta Desa Adat 5

2.1.4 Lembaga Desa Adat 5

2.2 Baga Parahyangan. 6

2.3 Baga Palemahan. 7

2.3.1 Gambaran Umum.. 7

2.3.2 Potensi Sumber Daya Alam Desa Adat 8

2.3.3 Sarana Prasarana (Padruwen Desa Adat) 8

2.3.4 Ekonomi Desa Adat 8

2.4 Baga Pawongan. 9

2.5 Hukum Adat 9

2.5.1 Pangeling-ngeling Desa Adat Presana. 9

2.5.2 Awig-awig Desa Adat Presana. 13

2.5.3 Pararem.. 48

BAB III PENUTUP.. 61

3.1 Harapan. 61

3.2 Saran. 61

 

 

 


 


BAB I
PENDAHULUAN

 

1.1 Latar Belakang

Pembangunan merupakan suatu usaha atau proses yang dilaksanakan secara terus menerus untuk mencapai perubahan kearah yang lebih baik dan bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur secara merata baik materiil maupun spiritual berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Pembangunan yang dilaksanakan di Desa Adat Presana pada dasarnya mengacu pada rencana strategis Kabupaten dan sekaligus merupakan wahana untuk mendorong usaha pembangunan masyarakat atas dasar tekad dan kekuatan sendiri secara swadaya dan gotong royong serta untuk memacu masyarakat  agar  lebih mengenal permasalahan pembangunan yang dihadapi dan bagaimana cara menyelesaikannya.

Dalam rangka mendukung pemberdayaan masyarakat untuk mencapai keberhasilan Pembangunan di Desa Adat Presana, telah diakukan upaya penguatan kelembagaan, meningkatkan motivasi dan swadaya gotong royong masyarakat dalam pembangunan selama tiga belas tahun dengan wujud adanya peningkatan kualitas kehidupan masyarakat  di berbagai bidang antara lain di bidang pendidikan,  ekonomi, sosialbudaya, keamanan dan ketertiban serta terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat, yang berkesinambungan.

 

1.2 Sejarah Singkat Desa Adat Presana

Desa Adat Presanamerupakan bagian dari satu Desa Dinas/Kelurahan Amerta Bhuana yang terdapat di Kecamatan Selat dan terletak di sebelah Selatan gunung tertinggi di Bali yaitu Gunung Agung dengan jarak 7 Km. Desa Adat Presanamerupakan bagian dari 1 Banjar Dinas yaitu Banjar Dinas Muntig.

Asal-usul desa adat/ pakraman Presana secara pasti belum diketahui karena data-data lengkap untuk itu belum diketemukan. Sebagai gambaran singkat adalah sebagai berikut:

Desa Adat/ Pakraman Presana merupakan Desa Adat Bali Aga / Desa Adat Tua yang sebelumnya disebut PURUS ANAS.

Kata Purus Anas terdapat pada Purana Desa Tetindih Pura Pasar Agung (tertulis pada buku Pura Pasar Agung Besakih Kayangan Jagat Gunung Agung halaman 20-21), bunyinya antara lain sebagai berikut:

Ring Purnasih, Tangkas Manesain, ring Kutewaringin, Tangkas Manesain, ring Tumbuk, Pande Besakih Bendesane, ring Gunung Galah Sukuwan, ring Padang Kasna, Pasek Setungga lan Pasek Badeg, maka ngelingang Kayangan, malih maring Gunung Sukaluwih, Tangkas manesain, bahan I Pasek Sebun anging samitannya Tangkas Kayu Selem satunggalan Pasek Songan punika manindihin maring Gunung Sukaluwih, nangingteh I Bendesa ring Selat sane kangge mangaturang daging lumbung sedaging gumi. Sukabudi, Sogra, bahan I Pasek Baledan Tegeh, PURUS ANAS, Palemedahun, bahan I Pasek Baledan, muang Ki Bendesa apanya putra panuwa mangelingang sedangka-dangka, se Kayangan Linggih Betara .......................................... dst.

Begitu pula pada pengeling-ngeling desa adat/ pekraman Presana yang dibuat pada masa perintahan I Gusti Nengah Sibetan yaitu ayah dari I Gusti Nengah Sibetan Wiweka memerintah tahun 1782. Disebutkan sebagai berikut:

Pengeling-ngeling saking puput pekayunane Ida I Gusti Nengah Sibetan anikaning wong desana ring PRESANA sane ngayaang tegal ngayah madesa kapantine ring PRESANA mangke kenain wong desane ngayaang tegal ika asing pengantine ngayah masangkepan ring Panti angesasih nangken dina Anggara Kliwon semengan masaye adiri keh sedah penyakepan 66 lekes perahing sangkepan tekaning gantung-gantungan 66 saking sajeng mentah atakeh pada metu saking saya ika raju anembang pengarah, nga tuludan raris raju apasang janggi rong beruk, yan iwong desa salah tunggal kasep tedun wus kayatan janggi rong beruk wenang kepalukan 6 keteng ............... dst.

Berdasarkan data-data diatas nama desa yang sebelumnya disebut Purus Anas menjadi Desa Adat Presana sampai sekarang.

Daftar nama-nama yang pernah menjadi Kelihan Desa / Bandesa Adat Presana:

1.      De Kuruh, tahun 1762

2.      De Ruyu, tahun 1812

3.      I Ketut Dunia, tahun 1862

4.      I Ketut Keranji, tahun 1902

5.      I Nyoman Kenak, tahun 1937

6.      I Nengah Darpa, tahun 1967

7.      I Made Sumantara, tahun 2009

8.      I Made Sudiartawan, tahun 2014

 

1.3 Maksud dan Tujuan

Sebagaimana diketahui bersama bahwa keberhasilan dari pada pelaksanaan pembangunan sangat dipengaruhi oleh keberadaan potensi yang ada, dan untuk mengetahui potensi tersebut perlu didukung dengan data yang kongkrit dan dapat dipertanggungjawabkan guna penyusunan program pembangunan Desa. Data dimaksud disusun dalam Profil Desa yang sekaligus merupakan gambaran umum menyangkut situasi dan kondisi serta potensi yang ada didalam wilayah Desa,  sehingga dengan demikian maka maksud dan tujuan penyusunan Profil ini adalah ingin memberikan gambaran umum mengenai segala kegiatan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh Desa Adat Presana selama tiga belas tahun yaitu tahun 2021. Disamping itu penyusunan profil ini juga bertujuan memudahkan bagi Prajuru Desa Adat bekerjasama dengan pihak-pihak terkait lainnya dalam menyusun program-program pembangunan dalam bentuk rencana pembangunan jangka pendek, menengah dan jangka panjang di Desa Adat Presana. 


 


BAB II
KONDISI DESA ADAT

 

2.1 Pemerintahan Desa Adat Presana

2.1.1 Prajuru Desa Adat

Berikut Susunan Prajuru Desa Adat Presana periode 2019 – 2024 sesuai SK dari MDA Provinsi Bali.

 

 

 

Paruman Desa

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Bandesa

 

 

 

 

 

 

I Made Sudiartawan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Patajuh Bandesa

 

 

 

 

 

 

I Kadek Aristana

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Panyarikan

 

 

 

 

Juru Raksa

I Made Suwarka

 

 

 

 

I Made Genep Suardana

 

 

 

 

 

 

 

 

Patajuh Panyarikan

 

 

 

 

Patajuh Juru Raksa

I Nyoman Sinta

 

 

 

 

I Kadek Kamiana

 

 

 

 

 

 

 

 

Krama Desa

 

 

 

2.1.2 Sabha Desa Adat

Sabha Desa Adat Presana terdiri dari 9 orang anggota termasuk Pamucuk Sabha Desa. Berikut susunan Pengurus Sabha Desa:

1)

Pamucuk Sabha Desa

:

I Wayan Yudiarta

2)

Panyarikan

:

I Gede Bambang Saputra

3)

Patengen

:

I Nyoman Suardana

4)

Angga

:

1.      I Made Hartana

2.      I Wayan Artayasa

3.      I Kadek Edi Puspayasa

4.      I Kadek Sumerta

5.      I Wayan Ariana

6.      I Komang Barik

2.1.3 Kerta Desa Adat

1)

Pamucuk Kerta Desa

:

I Made Sudiartawan (ex officio)

2)

Patajuh

:

I Kadek Aristana

3)

Panyarikan

:

I Made Suwarka

4)

Patengen

:

I Made Genep Suardana

5)

Angga

:

1.      I Nyoman Sinta

2.      I Kadek Kamiana

3.      I Komang Astika

 

2.1.4 Lembaga Desa Adat

1)      Paiketan Krama Istri (Pakis)

1)

Manggala Pakis

:

Ni Ketut Sri Astuti

2)

Patajuh Pakis

:

Ni Wayan Sudarsini

3)

Panyarikan

:

Ni Nyoman Sukerti

4)

Juru Raksa

:

Gusti Ayu Nanik Ardhiani

 

2)      Paiketan Yowana (Sekaa Teruna Yowana Dharma Kanti)

1)

Ketua Sekaa Teruna

:

I Kadek Danu

2)

Wakil Ketua

:

I Ketut Agus Subarata

3)

Sekretaris

:

Ni Komang Anila Listiari

4)

Bendahara

:

Ni Komang Melitayani

 

3)      Paiketan Pemangku

1)

Kelihan Pemangku

:

I Made Sumantara

2)

Panyarikan

:

I Nyoman Putrasana

3)

Patengen

:

I Made Alon

4)

Angga

:

1)      I Nengah Darmawan

2)      I Komang Kartana

 


 

4)      Paiketan Pecalang

1)

Ketua Pecalang

:

I Kadek Ngurah

2)

Panyarikan

:

I Gede Suantana

3)

Patengen

:

I Made Suparta

4)

Angga

:

1)      I Wayan Wardi

2)      I Kadek Musnawan

3)      I Kadek Kartika Yasa

4)      I Ketut Sikiarta

5)      I Putu Mara Yasa

6)      I Komang Adi Saputra

7)      I Kadek Saputra

 

5)      Paiketan Serati

1)

Pamucuk Serati

:

Luh Gede Karyawati

2)

Patajuh

:

Ni Komang Martini

3)

Panyarikan

:

Ni Ketut Sutami

4)

Patengen

:

Ni Ketut Sri Astuti

 

6)      Sekaa Gong Suara Santi Winangun

1)

Kelihan Sekaa Gong

:

I Komang Artawan

2)

Patajuh

:

I Ketut Sudarma

3)

Panyarikan

:

I Ketut Puja Astawa

4)

Patengen

:

I Wayan Wardi

 

2.2 Baga Parahyangan

Parahyangan atau pura yang diempon krama Desa Adat Presana terdiri dari:

1) Pura Puseh,

2) Pura Bale Agung/Pura Desa,

3) Pura Dalem dan Prajapati, dan

4) Pura Pesimpenan Pura Puseh/Pura Uyun Desa.

 

2.3 Baga Palemahan

2.3.1 Gambaran Umum

        Desa Adat Presana termasuk 1 dari 27 Desa Adat di Kecamatan Selat yang berkedudukan di Desa/Kelurahan Amerta Bhuana, Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:

a) di sebelah Timur             : Desa Adat Tegeh

b) di sebelah Selatan          : Desa Adat Selat

c) di sebelah Barat              : Desa Adat Selat

d) di sebelah Utara             : Desa Adat Sebudi

       

PETA WEWIDANGAN DESA ADAT PRESANA


Baga Palemahan lainnya terdiri dari:

a.       Tanah Setra dan Pemajangan 1 sukat

b.      Tanah Ayahan Desa 38 sukat

c.       Tanah Pelaba Pura 3 saih

d.      Tanah Karang Pura 3 sukat

e.       Tanah Karang Desa 1 sukat

 

2.3.2 Potensi Sumber Daya Alam Desa Adat

        Potensi unggulan yang ada di Desa Adat Presana merupakan hasil dari perkebunan krama Desa Adat yang menjadi sumber penghasilan krama desa. Di Desa Adat Presana mayoritas perkebunan krama desa merupakan perkebunan Salak dan perkebunan Bambu. Sehingga dari potensi alam yang tersedia, sebagian besar krama desa merupakan seorang pengerajin bambu dengan produk kerajinan yang dihasilkan seperti Sok Besek, Bedeg, Bide, Sokasi, Kranjang, dll.

        Sedangkan untuk buah salak yang ada di Desa Adat Presana, krama desa masih menjual produk buah salak kepada pengepul. Masih belum adanya inovasi olahan salak yang dikembangkan oleh krama desa, karena krama desa masih awam tentang berbagai olahan buah salak.

 

2.3.3 Sarana Prasarana (Padruwen Desa Adat)

No

Jenis Sarana Prasarana

Keterangan

1

Bak Penampungan Air

1 unit

2

Peralatan Kantor: Komputer

1 unit

3

Lapangan Voli

1 unit

4

Listrik PLN

2 unit

5

Jaringan Internet (Wifi)

Bali Smart Island

 

2.3.4 Ekonomi Desa Adat

1) Sektor Keuangan

        Pada sektor keuangan desa adat, Desa Adat Presana memiliki 1 Lembaga Keuangan yaitu LPD Desa Adat Presana yang mulai beroperasi dari tanggal 8 Maret 2011, dengan SK Gubernur Nomor 767/01-D/HK/2009 tanggal 9 Juli 2010.

2) Sektor Riil

        Desa Adat Presana belum memiliki BUPDA untuk menunjang perekonomian desa adat di bidang sektor riil.

 

2.4 Baga Pawongan

Data Krama yang berada di Wewidangan Desa Adat Presana

No

Jenis/Kategori

Jumlah KK

Laki-Laki

Perempuan

1

Krama Mipil

96

170

175

2

Krama Tamiu

19

34

27

3

Tamiu

7

13

9

JUMLAH

122

217

211

JUMLAH JIWA

 

428 Jiwa

 

2.5 Hukum Adat

2.5.1 Pangeling-ngeling Desa Adat Presana

PARAREM / PANGELING-NGELING DESA ADAT PRESANA

 

1.      Pangeling-ngeling saking puput pakayunane Ida I Gusti Nengah Sibetan, anikanin wong desane ring Presana sane ngayaang tegal ngayah madesa kepuseh ring Presana mangke kenain wong desane ngayaang tegal ika asing pegantiane ngayah masangkepan. Ring Puseh angesasih nangken dina Anggara Keliwon semengan. Masaya adiri keh sedah panyangkepan 66 lekes perahing sangkepan tekaning gantung-gantungan 66 saking sajeng mentah atakeh pada metu saking saya ika, raju anembang pangarah, nga tuludan raris raju apasang janggi rong beruk, yan iwong desa salah tunggal kasep tedun wus kanyatan janggi rong beruk wenang kapalukan 6 keteng.

2.      Tingkahe iwong desa tedun sangkep raris matelah ring Puseh, gegawane kiskis, salah tunggal udud, sasorok, yan iwong desa nora tedun sangkep, nora pangedihe wenang danda, yan dandane nora sangkep kewala 12 keteng, dandane nora mabulung 25 keteng pada pawiji soang muah yan ngedih sangkepan kewasa tan kataman danda, yan ngedih nora mabulung wenang keni pakarya 15 keteng, sangkepan ika tan kewasa kahadang, muah saya ika nora nyangkepang wenang danda gung arta 125 keteng, tur nutug nyangkepang malih asasihan, muah tingkahing mahayu kayangan ika ring Puseh nemoning pepayon asing rusak ring Puseh kuwasa ngerampag taru sane dados lakar ring pregumian Presana sane asaih awit.

3.      Telas iwong desa asing pagantianya ngayah muah yan mabuaka ngawangun puri yadin alit pituwi mageng tekaning ngewangun papayon wenang cacakan tegale ngayah sami ngawangunang sapisan. Yan wus ngewangun sapisan taler sing pegantianya ngayah wenang mahayu sarusake rauh kawekas. Muah yan buat aci-aci ring Puseh Usaba Gede muah Kapitu muah odalan ring dina Anggar Kasih Prangbakat. Tlas iwong desa asing gentian ngayah ngawentenang paaci ika. Yan ring kala Usaba Gede desa ika wenang medal daar timbuan acatu tengah, medal lanlanan timbuan aceeng, pengayah ika wenang medal ron busung.

4.      I pengayah ngaryanin sapuput ipun banten 9 dandanan, yan saya ika nora medal ron busung, wenang danda 250 keteng yan wus medal yan wenten kurang saluwire wenang kapalukan 66 keteng, yan desa ika nora medal daar salah tunggal nora medal lanlanan wenang danda 250 keteng, muah yan nora tedun ngayaang kepuseh wenang danda 250 keteng, muah yan ngedih nora tedun ngayaang seraja karya wenang keni pekarya 33 keteng wawedalan ika taler keni mepek medal, nekewasa makepangedihe nutug sampi ilang, matepetin sakit, ngalih balian, mekarya ala ayu, nampah suku pat, mamula binih, majenukan ring warginya sedeng sumbah.

5.      Ika kekewasa pangedihe, sejabaning saika tan kewasa pangedihe wenang danda kadi danda kocaping arep, muah ring kala ngapitu desa ika taler wenang tedun saha wenang maodalan, odalan ika pateh kadi wawedalane kocaping arep, muah saya ika wenang ngawedalin reramon paebat saluwir ipun. Nanging matoas antuk kawas asiki, eteh-eteh paebat ika wenang jero saya matedun numbasang, desa ika wenang keni piturunan saha geng alit ipun naur piturunan ngedasadinaang ring ngaci, polih tempo tigang rahina, yan liwaran ring tigang rahina wau naur, keni kapalukan dasepersen.

6.      Muah ring kala Usaba Gede wenang ngawentenang gagocekan kelapa, adeng, muah tingkih.

7.      Muah yan nangken Usaba Ngina ring Muntig wenang wong desa ring Presana medal buat-buatan ategen, yan nora medal wenang danda 650 keteng danda ika mantuk ka desa ring Presana. Muah yan senangken Ida Batara ring Puseh Presana lunga ngiring Ida Batara ring Selat malasti ngelintang gumi pregumian Selat nora kuwasa iwong desa ngedih, yan sengkaon saluwire keni suksukan juga ne kaanggen masuksukan apang ne tatah gunting, yan nora masuksukan wenang danda 250 keteng.

8.      Muah ana Palemahan wit tiing bibitan 40 catu druwen I Gusti Nengah Sibetan majero dangin Puseh ring Presana wit tiing ika kaaturang antuk I Gusti Nengah Sibetan ring Ida Batara ring Puseh Presana makebukti. Nanging wit tiing ika mapalih pinaro kalih sane abagi maanggen mecikang wewangunan ring Pura Puseh ring Presana, sane abagi anggen makarya aturan saluwir ipun. Ngelingang wit tiing ika taler iwong desa asing pagantianya ngayah ngatiban ngantos katuduh olih ikeliang desa raris ngenteb tiing ika pacang angge ring Puseh.

9.      Muah yan iwong desa tan manelain wit tiing ika wenang keni danda 12 keteng. Muah ikeliang Penyarikan mabukti wit tiing ika ne apeteluan wenang ikeliang Penyarikan ngawentenang patirtan Batarane ring Puseh papayon ring Puseh. Sami asing yogya malaspas muah ring kala Batara ring Puseh lunga malasti wenang ikeliang Penyarikan ngawentenang bebanten saluwir ipun. Idesa kanoman teka eling ngiring, yan tan wenten tedun ngiring wenang danda kadi ne kocap ring arep. Muah sapretekan ngambuin Usaba Gede ika taler ikeliang Penyarikan ngawentenang bebanten saluwir ipun.

10.  Muah yan ana wong yan saking dura desa mangungsi magenah ring desa pragumian Presana. Yan sampun asasih (35 dina) magenah ring pragumian Presana wenang iya katedunang makrama desa ring Presana nganutin wong desa sane magenah ring pragumian Presana. Yan tan nganutin wenang katundung, kasepekang ring pragumian Presana. Yan ring Usaba Dalem ring petabuan ika wenang wong desa keni penyenyagaan ngraris bebanten sane anggen panyenyagan. Yan wenten wau mekurenan mawaneng amasa katerag nyarengin makrama desa ring Presana. Saika puput pakayunan I Gusti Nengah Sibetan nibakin wong desa ika ring Presana. Dina rat Saniscara Wage wuku Prangbakat titi tanggal 15 sasih usaba rah 5 tenggek 8.

11.  Malih madumangmung nekening karya pragat liwar sengker ika wenang danda gung arta 250 keteng sinalih tunggal naur danda ika sangkepan. Yan nora naur sinalih tunggal danda ika wenang manikel malih puputing wawedalan saluwiring wawedalan maujuk muah lanlanan basan aceeng, porosan 66, lampet jalan 66, bantal 66, pasung 66, tape 66, biu 66, daging ipun baasan aceeng. Yan nora saika ne kocap ring arep ika wenang danda gung arta 125 keteng.

12.  PANGELING-NGELING RIRIGAN TEGALE MENGAYAH RING PUSEH RING PRESANA;

-          Karang I Bomerata katiba ring I Geter mangeraksa saih ika De Liang, De Reket lanlananya Ketipat,

-          Karang Kaki Cendol katiba ring I Dabdab lanlananya Lampet Jalan Pula Gantung,

-          Karang De Rarud katiba ring Gurun Genjong ne kagamel I Lintang malanlananya Bulayag,

-          Karang De Asti katiba ring I Sentana lanlananya Biu,

-          Karang De Gaing katiba ring De Kuruh ngeraksa saih ika I Puen, De Pageh, De Gumpluk lanlananya Tumbeg Putih,

-          Karang De Gimbar katiba ring De Mambal mangraksa saih ika Gurun Bokor, Gurun Kompiang, De Teduh lanlananya Kuskus Ketan Putih,

-          Tegal De Grana katiba ring De Cokeh ngeraksa saih Kade Radin lanlananya Kuskus Injin,

-          Karang De Sona katiba ring De Duduk ngeraksa saih ika De Lesti, De Medik, Gurun Sabret, ne katiba ring De Angel lanlananya Porosan,

-          Karang Ratu Pedanda Kemenuh kagaduh antuk Pedanda Gede Sakah saih ika priyati De Kadung lanlananya Tape,

-          Karang De Blabu katiba ring De Sudanta ngeraksa saih ika De Brebeh lanlananya Bantal Pasung,

13.  NIAN RIRIGAN SAYA SEDAH

Ne mengayah desa ring Presana ika wenang nibakang penguduh nyangkepang ring desa:

-          Karang De Asti ne kagaduh antuk ramane tuduh We Sentana tedun sangkep maserah panguduh nyangkepang ring karang De Gai ne kagaduh antuk ramane Pageh, ramane Kinten, ramane Gemplek, ramane Paek ika wenang maserah panguduh nyangkepang ring desa ring karang De Gimbar ne kagaduh antuk ramane Retu, ramane Kinten tedun mangayah manyangkepang ring desa ika wenang maserah penguduh nyangkepang ring karang De Sona ne kagaduh antuk ramane Liwat, ramane Renges, ramane Rauh tedun mangayah madesa nyangkepang ika wenang maserah panguduh nyangkepang ring karang Ratu Pedanda Kemenuh.

14.  Ne kagaduh antuk Ratu Pedanda Gede Wayan Sakah, ramane Kadung, ramane Olas tedun mangayah madesa nyangkepang ika wenang maserah penguduh nyangkepang ring karang De Blabur ne kagamel antuk ramane Seri Ngenti, ramane Olas ika wenang maserah penguduh nyangkepang ring karang I Bomarata ne kagaduh antuk I Gusti Lanang Gede, ramane Gedap, ramane Galang tedun mangayah madesa nyangkepang ika wenang maserah panguduh nyangkepang ring karang I Cendol ne kagamel antuk ramane Sekat tedun mangayah madesa nyangkepang ika wenang maserah penguduh nyangkepang ring karang De Rarud kagaduh antuk ramane Lintang pegantian menyangkepang.

15.  Iki pangeling-ngeling sane mawasta makrama desa sane mamargi danda daar madaging bok 125 keteng, Betara melasti tan ngiring 125 keteng, ring sedekan ngemalangin ngulungang jinah 33 keteng, yadin tapan ulung 33 keteng, yadin seselet/kadutan ulung 33 keteng, yadin daar medaging latah, yadin tain bikul 12 keteng.

16.  Ring nanding aturan desa sampun puput wau tedun kapalukan 12 keteng, yadin masangin bol ika kelalar 33 keteng, sedek betara lunga sampun ngalintang pemedal danda 66 keteng, sampun paum gusti desa sareng sami daweg ring Sukra Umanis waran Langkir pretiti tanggal ping 15 sasih Kartika isaka 1940 warsaning rat 1862.

 

Pangeling-ngeling ring ajeng kasalin ka buku olih I Jingga / Presana duk warsa masehi 1940.


 

2.5.2 Awig-awig Desa Adat Presana

PRATAMAS SARGAH

HARAN LAN WAWIDANGAN DESA

 

Paos: 1

 

(1)   Desa puniki mawasta Desa Adat Presana salantur ipun kinucap kalih kasuratang sajroning lekita, “Desa Adat Presana”

(2)   Wawengkon prabhumiyan Desa Adat Presana, mawaneng nyatur-desa, manut sakadi kinucap ring sor puniki:

ha.       Tepisiring wetan utawi kangin: Penepin prabumyan Desa Adat Tegeh kacihnayang antuk pal wates;

na.       Tepisiring kidul utawi kelod: Prabumyan Desa Adat Selat kacihnayang antuk pal wates;

ca.       Tepisiring pascima utawi kauh: Prabumyan Desa Adat Selat kacihnayang antuk pal wates;

ra.        Tepisiring kaler utawi kaja: Prabumyan Desa Adat Sebudi kacihnayang antuk pal wates.

(3)   Sajroning wawengkon Desa Adat Presana wenten babanjaran mawasta Banjar Adat Kertha Dharma Karya Presana.

 

DWITYAS SARGAH

PAMIKUKUH LAN PATITIS TATUJON

 

Paos: 2

 

Maka pikukuh, Desa Adat Presana, ngarajegang, mikukuhin, kalih mitindihin pisan:

1.      Pancasila;

2.      Undang-Undang Dasar 1945;

3.      Tri Hita Karana;

4.      Pangeling-eling Desa Adat Presana içaka 1862 sane kantun kamanggehang.

 

Paos: 3

 

Desa Adat Presana ngamanggehang patitis tatujon, luwir ipun:

1.      Ngutamayang tata-cara maagama Hindu.

2.      Ngawangunang katreptyan sajroning Desa Adat, mangda kasiddhan rajeg katreptyaning praja.

3.      Ngawreddhiyang kawicaksanan minakadi kaprajnanan, maka larapan gumawe gemuh landuhing praja.

4.      Ngamanggehang kalih ngawreddhiyang druweyaning desa, majalaran kawicaksanan guna laksana manut dharma-prawretti.

5.      Ngarajegang Dharma-agama miwah Dharma-nagara.

 

 

 

TRITYAS SARGAH

SUKERTA TATA PAKRAMAN

 

Palet: 1

Indik Krama

 

Paos: 4

 

(1)   Sane kasinanggah krama Desa Adat Presana luwire:

ha.       Sang sapasira ugi jenek magenah ring wawengkon Desa Adat Presana, lintang ring asasih (35 rahina);

na.       Sang sapasira ugi wed/wit saking Desa Adat Presana, jenek magenah ring dura Desa Adat Presana sane mula pagenahannya nguni.

(2)   Papalihan Krama Desa, kadi inucap ring sor puniki:

ha.       Krama marep / pokok: Krama sane maduwe tanah ayahan desa ring wawidangan Desa Adat Presana

na.       Krama marep / mawed: Krama desa sane buluangkep saking Desa Adat  Presana sane sampun mipil ring banjar utawi ring Desa Adat Presana mataturun saha mapaayah-ayah saurah-arih.

ca.       Krama marep: Krama  desa sane buluangkep, mawit saking dura desa liwaring Desa Adat Presana sane sampun mipil ring banjar utawi ring Desa Adat Presana mataturun saha mapaayah-ayah saurah-arih.

ra.        Krama sasabu: Krama desa sane magenah ring wawidangan Desa Adat Presana.

ka.       Krama Ngelaga: Krama Desa Adat Presana sane sampun mipil ring Desa Adat Presana sane magenah ring dura desa.

da.       Krama nyada: Krama desa sane sampun tan keni ayahan luwire;

1.      Sangkaning mapinunas tur sampun kalugra antuk prajuru desa.

2.      Mabukti sungkan rahat tur tan sida waras.

3.      Antuk lingsir tan sida mapaayahan, utawi sampun rompot.

4.      Yan wenten krama sane madwe tanah ayahan desa, ritatkala munggah ayahan nenten polih penyadaan yadiastun sapunapi kawentenane.

ta.        Krama balu: krama desa lanang wiyadin istri, sane katinggal seda antuk rabinnya, krama lanang kakawonin nyapian antuk rabine. Wenten balu camput wenten balu masentana.

(3)   Krama Tamiyu, inggih punika krama sana kinucap ring sor puniki;

ha.       Sang sapa sira hugi wed saking dura desa luwaring Desa Adat Presana, jenek magenah ring wawengkon Desa Adat Presana, tan ngawengku karang paumahan madunungan ring paumahan krama desa, magenah ring paumahan druwen guru wisesa lintang ring asasih utawi 35 dina.

na.       Sang sapa sira hugi wed saking liwaring Desa Adat Presana makakubon ngenahin palemahan tegal, karang ring wawengkon Desa Adat Presana, mangda hugi nyarengin matetaka turun nyarengin makrama sekadi patute.

ca.       Sang sapa sira hugi magenah ring wawengkon Desa Adat Presana, yan tan maagama Hindu, taler sinanggeh tamiu, tan sareng separikramaning Desa Adat Presana.

(4)   Tamiu ngajag inggih punika, sang sapa sira hugi rawuh sajroning Desa Adat Presana nanging tan nekeh magenah ring Desa Adat Presana patut matur supeksa ring prajuru desa, kalih ring sang amawarat, yan tan asapunika prajuru desa wenang nundung tamiu hinucap mangda matinggal saking Desa Adat Presana.

 

Paos: 5

 

Ngawit tedun makrama desa ring Desa Adat Presana:

1.      Krama desa sane mauwed kalih jenek ring wawengkon Desa Adat Presana malarapan antuk tateragan desa luwire; sampun buluangkep, saha sampun ngamargiyang pabyakalan, pawiwahan, katerag tedun makrama desa sesampune memargi awarsa (1 tahun).

2.      Sang sapa sira hugi mawed saking dura desa, magenah ring wawengkon Desa Adat Presana, sampun asasih utawi 35 dina, katerag antuk desa utawi Prajuru Desa Adat Presana.

3.      Krama desa wed saking Desa Adat Presana, matinggal ka dura desa wastu malih mewali ka Desa Adat Presana;

ha.       Yan saking rahayu kalih saking palugrahan prajuru desa patinggale nguni, wenang mawali mipil ring sinalih tunggil banjar ring Desa Adat Presana, nganutin sukertan desa, patut nyelosin madesa jroning mawaneng asasih (35 dina) saking rawuhe ring Desa Adat Presana;

na.       Yan sangkaning tan rahayu patinggale nguni, yogya ngatengahang babawose ka desa, mangda kabawosan antuk prajuru desa, yan katinutin tatepasan prajuru desa punika, tur kacihnayang antuk maguru piduka ring pura Kahyangan Tiga Desa Adat Presana, prasidha kalugra mipil pinaka krama Desa Adat Presana.

 

Paos: 6

 

Husan makrama desa ring Desa Adat Presana, malarapan antuk:

1.      Seda;

2.      Sangkaning pinunas ngaraga, saha polih palugrahan prajuru Desa Adat Presana;

3.      Tedah utawi tilar saking Agama Hindu ke agama lian;

4.      Kasepekang utawi kaheladang antuk krama desa.

 

Paos: 7

 

(1)   Swadharmaning krama desa:

ha.       Krama mawed kalih krama marep, yogya keni paayah-ayahan taka turun, nyanggra saraja karyan desa, manut hungguwan sowang-sowang;

na.       Krama sesabu yogya ngarombo saraja karya sane kapucukin antuk krama desa marep, yan pabuwat saking desa, kahunadikayang antuk prajuru desa.

ca.       Krama tamiu sane maagama Hindu, yogya ngaturang penahub ke desa rikala ngamargyang pacaruan ageng lan makarya ageng, agung alit penahub manut pamutus pararem desa.

ra.        Krama Tamiu sane tan maagama Hindu, tan sareng saparikramaning agama Hindu, nanghing tan wenang piwal ring awig-awig, paswaran pararem desa, ngindikang tata pawongan kalih palemahan.

ka.       Krama desa samiyan yogya saturut ring daging awig-awig, paswaran pararem desa ngutsahayang mangda kasidhan mapikolih sakadi patitis, tatujon desane kinucap ring hayun, tumuwus ngemaguhang kajagadhitaning praja.

da.       Krama desa sane pacang ngantahang, maselangang, masewayang utawi ngadol palemahan tegal, carik miwah sane siyosan sane magenah sajroning wewidangan Desa Adat Presana, hugi mangda polih panugrahan saking prajuru desa.

(2)   Phalapeksaning krama desa:

ha.       Krama desa samiyan yogya polih pasayuban (pengayoman) saking desa, salwiring wyawaharanya yogya kabawosan antuk prajuru desa manut tatatitining wyawahara.

na.       Krama desa samiyan wenang ngalaksanayang Panca Yadnya sajroning Desa Adat Presana, manut desa kala patra, sastra agama, miwah nganutin sima desa inucap/catur dresta.

ca.       Krama desa marep (wed), krama marep sane magenah ring dura desa, wenang polih babagian layuban aci-aci salwir ipun tuas-twasan, miwah sane patut katiba ring krama desa.

ra.        Mapuwangkid, tan tedun maayahan, yogya saking panglokhikan kalih palugrahan prajuru desa.

 

Palet: 2

Indik Prajuru Desa Adat Presana

 

Paos: 8

 

(1)   Desa Adat Presana kahemong antuk prakanggen desa saking unsur Kelembagaan Pemerintahan Desa Adat lan Pengambilan Keputusan.

(2)   Kelembagaan Pemerintahan Desa Adat, luwire:

ha.       Prajuru Desa Adat;

na.       Sabha Desa Adat;

ca.        Kerta Desa Adat;

ra.        Banjar Adat.

(3)   Lembaga Pengambil Keputusan Desa Adat, luwire:

ha.       Paruman Desa Adat; lan

na.       Sangkepan Desa Adat.

(4)   Desa Adat Presana kahenter antuk Prajuru Desa, luwire;

ha.        Bandesa

na.        Petajuh / Pemadhen Bandesa

ca.        Penyarikan Desa kalih diri

ra.         Juru Raksa / Patengen kalih diri

ka.        Patangan (Baga-baga) Desa

(5)   Prajuru Desa Adat Presana dados ngadegang lembaga wiyadin prajuru siyosan manut wigunane pacang midabdabin Desa Adat Presana, luwire:

ha.        Paiketan Pemangku;

na.        Paiketan Serati;

ca.        Paiketan Wredha;

ra.         Pecalang;

ka.        Yowana Desa Adat;

da.        Paiketan Krama Istri Desa Adat;

ta.         Pasraman; lan

sa.         Sekaa lan lembaga adat siyosan.

(6)   Sane kahadegang wiyadin kamanggehang dados Prajuru Desa Adat Presana; luwire :

ha.       Krama marep/mawed sane magenah, makrama desa, matetaka turun, maayahan sawurah-arih ring Desa Adat Presana.

na.       Tan ceda angga sekadi peceng, perot, cungih, lan sapanunggilan ipun sane katandangin kabakta saking wawu embas.

ca.       Wikan mamawos kalih nyurat aksara Bali utawi Latin

ra.        Mabukti tan nahen malaksana corah.

(7)   Pidabdab ngadegang Prajuru Desa :

ha.       Paruman utawi pasamuhan desa ngawentenang saseliran, pangawit paruman desa matujuang sang pacang kaadegang dados Bandesa yan kantos lintangan ring adiri sane katuju antuk paruman desa, yogya pinilihan, sane akehan ngeniang swara yogya kaadegang.

na.       Munggwing ngadegang Petajuh / Pemaden Bandesa, Penyarikan, Sedahan, utawi Juru Raksa, minakadi Patengan Desa saking panyudian Jro Bandesa sane kabryukin antuk paruman utawi pasamuhan desa taler sane akehan yogya turut.

ca.       Lamine ngadeg dados prajuru desa, wantah limang warsa ngawit saking dina pawintenan, sajaba kapegatakalan minakadi sangkaning wenten wyawahara.

ra.        Wates sang madeg dados Prajuru Desa wantah dasa warsa (2 periode), nangging wenang kasudi malih yan sangkaning kantun kasungkemin krama desa.

ka.       Yan wenten sinalih tunggil piwal kalaning kasudi antuk paruman desa sang piwal punika wenang katiwakin panglokika, yan tan manut aksanya, kabawosan antuk puruman desa, yan jati tuhu paksanya, paruman desa wenang nyudi sane siyosan.

 

Paos: 9

 

Swadharmaning Prajuru Desa:

1)      Midabdabin desa, krama desa, pacang ngupadi kajagaddhitan sakala niskala, maka darsana awig-awig desa, paswaran desa, pamutus pararem desa, nganutin sastra Agama Hindu minakadi Uger-Uger Negara.

2)      Ngarencana salwiring utsahan desa kaungkur, ngarancana salwiring sane nyandang pacang wangunang, sane patut hayum, manut lokika desa kala patra, sane mabuat mangda kasidhan polih palugrahan guru wisesa.

3)      Mawosin salwiring wyawahara utawi wicara, sane wetu sajroning Desa Adat niwakang tatimbang, utawi pamutus babawos sane yogya kaputusang sajroning Desa Adat. Yan tankasidan kabawosin ring desa, prajuru desa mituduhang mangda ngaturang ring guru wisesa mangda kabawosin.

4)      Mratyaksa, nguningayang saparipolah prajuru desa luwire; Keliang banjar, pemangku-pemangku desa, Pemangku Kahyangan Jagat, minakadi sane siyosan sane wenten sajroning wawengkon Desa Adat Presana.

5)      Midabdabin salwiring pamargin aci-aci ring wawidangan Desa Adat Presana, taler nulingayang krama desa indike ngalaksanayang Panca Yadnya.

6)      Prajuru desa wenang nyanggra salwiring pituduh, minakadi saraja karya saking guru wisesa, werat utawi ringan, sane yogya katiwak ring Desa Adat.

7)      Nyanggra saraja karya ring pura kahyangan jagat sane kahempon antuk Desa Adat Presana.

8)      Pinaka duta pacang matemuang babawos ring sapasira hugi, yan pahindikan punika kapineh kapatut pacang kamargiyang.

9)      Wenang ngawangunang lang-lang utawi pecalang desa, sane patut ngalanglangin saraja karyan desa nulinga katreptyan sawawengkon Desa Adat Presana, munggwing ngadegang swadharma minakadi pahala pheksa lang-lang utawi pecalang mungguh sajroning paswaran desa.

10)  Wenang ngewangunang sekaa-sekaa siyosan, sane pacang ngarombo swadharma prajuru desa sane kabuwatang.

11)  Prajuru desa patut kapikukuhang malarapan pabhiseka / hakim dewa / niskala ring pura Puseh Desa Adat Presana, pabhiseka / pangukuhan manut pamutus pasamuhan desa ritatkalaning ngadegang prajuru inucap.

 

Paos: 10

 

Phalapeksaning Prajuru Desa :

1)      Wenang polih tuwas-tuwasan pateh ring krama.

2)      Wenang polih pangelad luwire;

ha.       Yan husan sangkaning rahayu patut polih patulung pangelad saking desa.

na.       Yan sajroning kari madeg dados prajuru desa seda pangelad kakaryanin antuk desa.

 

Paos: 11

 

Prajuru Desa kagentosin utawi husan, majalaran antuk :

1.      Seda.

2.      Mabukti sungkan rahat tur mabukti.

3.      Mapinunas sangkaning rahayu, saha polih lugraha saking paruman desa.

4.      Tutug sengker pangadege.

5.      Sangkaning kahusanang antuk Paruman Desa utawi Pasamuhan Desa.

 

 

Palet: 3

Indik Sangkepan Miwah Paruman utawi Pasamuhan

 

Paos: 12

 

Munggwing sangkepan miwah paruman utawi pasamuhan sajroning wawengkon Desa Adat Presana kadi ring sor puniki:

1)      Sangkepan prajuru desa magenah ring bale pasangkepan / bale agung Desa Adat Presana utawi genah syosan, satunggil rahina Anggara Kliwon.

ha.       Sane patut nedunin sangkepan punika, prajuru desa, pemangku desa, para sesepuh, minakadi sang sapa sira hugisane kabwatang antuk prajuru desa.

na.       Maka manggalaning mababawosan sajroning pasangkepan / paruman manggeh Bandesa wyadin salah sanunggal prajuru desa saking palugrahan Bandesa.

ca.       Banjar Adat, pemaksan pura, sekaa-sekaa siyosan sane wenten sajroning Desa Adat Presana tan kalugra ngawentenang sangkepan kalaning dina pesangkepan prajuru desa, paruman desa minakadi pasamuhan desa prade wenten mamurug ngawentenang sangkepan kala punika, yogya sangkepan sekaa hinucap kawangdeyang.

2)      Paruman desa kawentenang satunggil Anggara Kliwon katedunin antuk krama desa maka sami.

3)      Paruman desa dados kawentenang padgatakala manut buat wicarane sane pacang kabawosang mawit saking pamutus prajuru desa sajroning paruman desa.

4)      Sangkepan banjar, sekaa, pamaksan, dadia miwah sekaa syosan sane wenten sajroning Desa Adat Presana kawentenang manut awig-awig paswaran nyane soang-soang nanging hugi tan sinarengan ring sangkepan prajuru desa, paruman desa minakadi Pasamuhan desa tan piwal ring aksara ca ring ajeng.

 

Paos: 13

 

Tata kramaning sangkepan, paruman utawi pasamuhan:

1)      Saya︣ patut makta pasayaan, tegep eteh-eteh pasayaan  manut pagilih urak.

2)      Yan kapatut pacang nganggen bebanten sakabuatan, prajuru desa, yogya mituduhang mangda cumawis, saha nyukserahang pedagingan ring kapituduh makarya bebanten punika.

3)      Saya wenang nepek tengeran sangkep, ngraris aturan piuning punika kahantebang olih pamangku tur pamilet sangkep sareng sami muspa wau mabebawosan kantos puput.

4)      Bebawosan sajroning sangkepan / paruman minakadi pasamhan hugi ngupadi karahayon jagat, minekadi ngarajegang kamuruban Sang Hyang Widhi, majalaran bhawa laksana manut catur drestha lwir ipun; sastra dresta, kuna dresta,desa dresta, lan loka dresta.

5)      Yan wenten sinalih tunggil ngamedalang babawos, sajroning sangkepan/paruman minakadi pasamuhan, yogya kadamyakang, yan nyandang bawosin, yogya rinawosan, yan tan nyandang bawosin, hantukang ring sang ngamimitin.

6)      Sane kinucap pamutus babawos wiyadin paswara jroning sangkepan, paruman minakadi pasamuhan, yan briyuk sapanggul hanut sang nyangkepin. Yan tan sapunika, asing akehan wenang turut manut lokika. Pamutus babawos yogya kalekitayang, kalaksanayang manut hanggeran ipun.

7)      Yan tan manut babawose sajroning sangkepan / paruman kantos ping tiga sangkepane minakadi paparuman, patut katengahang sajroning pasamuhan, pamutus babawos sajroning pasamuhan, pinaka pamutus pamekas.

8)      Sangkepan punika kabawos sampun puput, yan sampun nimbalang pagilih saya saha sampun mabacak.

 

Palet: 4

Indik Kulkul

 

Paos: 14

 

1)      Sajroning wawengkon Desa Adat Presana, wenten babacakan kulkul, kadi ring sor puniki:

ha.       Kulkul Desa kabawos Teteg-agung.

na.       Kulkul Pura

ca.        Kulkul Banjar.

ra.        Kulkul Sekaa.

2)      Munggwing swaran kulkul punika mangda mabhina-bhina sawiji sowang, manut sor singgih. Yan wenten swaran kulkul pateh, karun wiyadin sawer, mangda kapastika salah siwiji, antuk sang madruwe.

3)      Nepek kulkul manut Tri Bhatara Sandi: dharma, sima, laksana. Teges ipun:

ha.       dharma : swaran kulkul maka cihna wiyadin tatenger upacara agama wiyadin Yadnya.

na.       sima:  swaran kulkul maka cihna wiyadin tatenger  panca bhaya.

ca.        laksana:  swaran kulkul maka cihna wiyadin tatenger patedhunan.

4)      Indik tatepekan kulkul manut pasobhaya minakadi kuna dresta, paswaran.

5)      Unggwan nepek kulkul:

ha.       Yan nepek kulkul tatenger patedunan hugi kulkul kadruwe antuk krama sane pacang tedun katepek antuk sang patut ngulkulang.

na.       Yan nepek kulkul tatenger panca baya, wenang sahunggwan- hunggwan, asing nepek genahe,wenang katepek antuk sang rihinan manggihin bhaya punika, minakadi sangkaning patuduh sang ngawiwenang.

ca.        Yan nepek kulkul tatenger upacara agama, dewa yadnya, bhuta yadnya, manusa yadnya wenang kulkul sane wenten ring soang-soang genah upacara.  Yan nyelang kulkul siyosan patut wenten palugrahan sang ngawiwenang.

ra.        Yan kalaning ngalungayang Bhatara, mendak Bhatara, Bhatara turun kabeh, kalaning pacaruan desa, sami kulkule sajroning desa dados swarayang, tatepekan manut krama kawigunayannya.

ka.       Yan wenten sinalih tunggal mamurug nepek kulkul tan manut kawigunayannya, yogya kabawosan antuk prajuru desa katiwakin panglokika saha pamidanda manut paswara.

 

Palet: 5

 Indik Druwen Desa

 

Paos: 15

 

Sane kadruwe antuk Desa Adat Presana, luwire:

1)      Pura Kahyangan Tiga, miwah kahyangan-kahyangan:

ha.       Pura Puseh, Bale Agung Desa Adat Presana

na.       Pura Pesimpenan Puseh Desa Adat Presana

ca.        Pura Dalem miwah Prajapati

ra.        Pura Subak Abian Presana

2)      Palemahan tegal palaba pura, kadruweyang  antuk desa.

3)      Setra kalih palemahan luwire; setra pamajangan lan setra adat.

4)      Palemahan sane kahanggen margi, rurung ring sajroning Desa Adat Presana kadruwe antuk Desa Adat Presana, margi sane sampun wenten saking riyin.

5)      Banjar Adat sane wenten sajroning Desa Adat Presana.

6)      Tanah pelaba pura desa, tanah sane kadruwenang sinalih tunggil krama desa sane munggah tanah ayahan desa among kakeninin odal-odalan utawi papeson ayahan desa manut lekita, manut lanlanan sowing-sowang.

7)      Sekancan kelebutan toya, toya anakan, tihisan sane dados pasucian bethara sane dados kaanggen beji kasalud antuk krama desa sane dados tantan ka Desa Adat sami kadruwe antuk Desa Adat Presana.

8)      Pralinggan Bethara.

9)      Lembaga Perkreditan Desa (LPD).

10)  Baga Utsaha Sane Kadruwe Desa Adat.

 

Piolih-olihan Desa Adat Presana, luwire;

ha.       Piolih pamupon pelaba Pura Druwen Desa.

na.       Urunan panahub, pakenin-kenin pakaryan Desa.

ca.        Haturan, dana punia.

ra.        Piolih-olih utsaha, guna karyan krama desa, minakadi siyosan saking patut lan rahayu.

 

Palet: 6

Indik Laluputan

 

Paos: 16

 

1.      Luput mapiteges nenten keni dedosan rikala nenten mapaayah-ayahan.

2.      Sane polih Laluputan, luwire:

ha.       Prajuru Desa Adat Presana

na.       Pamangku Desa

ca.        Sang sapasira hugi sane kapineh antuk desa patut polih laluputan manut paswara.

ra.        Pacalang Desa

 

Palet: 7

Indik Dedosan Patedunan

 

Paos: 17

 

Dedosan patedunan, sangkepan, tedun makarya miwah sane siyosan, nganutang Sukerta sowang-sowang, luwire:

1)      Yan Prajuru desa madruwe patedunane, yogya nganggen Sukertan desa, sane kagadhuh antuk Prajuru desa. Dedosan ngaranjing ka desa.

2)      Yan babanjaran madruwe patedunane, yogya ngangge uger Sukertan banjar sowang-sowang sane sampun kagadhuh antuk banjar punika. Dedosane ngaranjing ka banjar.

3)      Yan subak madruwe patedunane, yogya nganggen uger Sukertan subak sane sampun kagadhuh antuk subak sowang-sowang. Dedosane ngaranjing ka Subak.

4)      Yan sekaa-sekaa sawosan, madruwe patedunane, yogya ngangge uger sekaa sowang-sowang. Dedosane ngaranjing ka sekaa.

5)      Yan wenten sinalih tunggal tan tinut ring tatepasan miwah dedosan punika, wenang babawose katengahang ka Desa. Prakanggen Desa yogya mamawosin.

 

Palet: 8

Indik Bhaya

 

Paos: 18

 

1.      Sane kinucap Panca Baya lwir ipun; Jiwa bhaya, Agni bhaya, Toya bhaya, Bhayu bhaya, Artha Bhaya.

2.      Salwiring bhaya wenang gegerang antuk swaran kulkul.

3.      Sang sapa sira hugi krama desa sane manggihin, wyadin uning ring panangkaning bhaya, ring sang katiben bhaya, wenangngegerang nepek kulkul manut indik kakulkulan bhaya, raris damyakang ring we desa.

4.      Rikalawenten swaran kulkul bulus tatenger bhaya, krama desa patut yatna, sayaga saha sregep ngamong prabot wyadin gagawan sowang-sowang.

5.      Yan sampun tatas ring bhaya punika, krama desa patut matulung nambakin, wyadin ngamesehin bhaya punika, manut hungguwan, kalih kapatut patuduh sang yogya ngawiwenangang.

6.      Sang sapa sira hugi tan kawasa majajabur utawi majarah rikalaning desa, krama desa, katiben bhaya. Yan wenten sinalih tunggil kacirenan mamurug, yogya katengahang ka desa, wyadin katur ring sang amawa bumi mangda kabawosin.

7.      Yan pinganan bhaya punika sampun nahnah tan pacang nyengkalen wenang kacihnayang antuk swaran kulkul lambat atuludan wyadin pesiar saking sang ngawiwenangang.

Palet: 9

Indik Rarampagan lan Kekeran Desa

 

Paos: 19

 

Sane wenang rampag, keker minakadi hunggwan kalih pidabdab ngerampag, ngeker mungguh sajroning paswaran desa tata cara manut dresta kuna.

 

Palet: 10

Indik Panyangran Banjar, Krama Desa, lan Yowana

 

Paos: 20

 

1.      Saraja Karyan desa kasanggra antuk krama desa kahunadikayang antuk prajuru desa.

2.      Saraja karyan banjar kasanggra antuk krama banjar kahunadikayang antuk kelihan banjar.

3.      Yan wenten krama desa ngawangun yadnya, suka, duka kengin nunas panyanggran banjar utawi desa miwah para yowana Desa Adat Presana.

 

CATHURTAS SARGAH

SUKERTA TATA PALEMAHAN

 

Palet: 1

Indik Tegal  lan Karang

 

Paos: 21

 

1)      Palemahan Desa Adat Presana, mahuger antuk Tri-Mandhala, luwire:

ha.       Uthama-mandhala: palemahan sane kaanggen karang pura, wiyadin parhyangan.

na.       Madhya mandhala: palemahan sane kaanggen karang pomahan, genah wawangunan, sakadi: banjar, sekolah, kantor, rumah sakit, miwah sane sawosan.

ca.       Nista-mandhala: palemahan sane keanggen setra, margi, rurung, tlabah, genah ngingsanang wahana miwah sane siyosan. Sahanan palemahan sane wenten ring wawengkon Desa Adat Presana yogya mangda madruwe babaledan wyadin wates sane pasti.

2)      Sahanan palemahan punika, hugi mangda madruwe margi, rurung, papunduk, sane dados kahentasin.

3)      Yan wenten pakarangan pura, pomahan, tegal, miwah palemahan siyosan kabebeng tan madruwe margi, rurung, sang madruwe patut ngatengahang bebawose kadesa, prajuru desa yogya negdeg, ngutsahayang mangda polih margi malarapan sami suka. Yan tan patut matumbas, manut pangargan tanah antuk sang amawerat, sami katahur antuk sang mamuwatang.

4)      Yan desa pacang nyimbarang margi, rurung, minakadi makarya margi, rurung desa, sane sampun ingkup paswaran desa, yan nganggen tegal, miwah palemahan siyosan wenang ngamargi yang sasempalan antuk desa tan nahur pangargan tanah punika. Nanging yan madaging tetanduran, pepayon, wewangunan luwire, desa patut ngicen prabeya agung alit manut pamutus parembug desa kala punika.

5)      Sahananing karang pomahan hugi mangda masengker. Pidabdab nyengker, magaleng kadulu. Panyengker sane sisi kangin, miwah sisi kaler patut kakaryanin antuk sang ngenahin karang punika, sajaba karang ngele wyadin lingkehin rurung, palemahan suwung.

6)      Sang sapa sira hugi ngenahin karang tegalan, patut naku, tegehe asukat tanah dangsah sane tebenan, wenang nyusunin.

7)      Telajakan karang patut kapyara antuk sang ngenahin karang punika sowang-sowang, mangda mapikenoh tur asri.

8)      Yan wenten sinalih tunggil nyadya nyaleksek babaledan salwiring babaledan wyadin wewatesan luwire; babaledan wyadin wates pura, karang pomahan, tegal, setra, jelingjing, margi, rurung, papunduk, miwah sane siyosan, yogya katiwakan dandha manut werat ringan kahiwangane, saha mahayu sane kaseleksek kalih mrayascita sakabuatan sane nyandang katibanan  panyanggaskara indik negdeg wawatesan utawi babaledan manut dresta kuna.

9)      Yan hana sinalih tunggil ngaletehin, ngarucakin, ngarobedain, ngararabin palemahan liwaring pomahan padrweyan nyane, luwire; ngutang luhu, bangkaan, miwah salwir ipun, nyorongang babanyon, yogya katiwakan danda gung artha manut paswaran, tur mahayu sane kaletehin, karucakan, karobedin, raraban hinucap ring ajeng, saha prayascita sane nyandang keni panyanggaskara.

10)  Yan wenten anak ngenahin palemahan sajeroning wawengkon Desa Adat Presana tan tinut makrama desa nganutin awig-awig miwah paswaran desa tan kalugra nganggen salwiring padruwen desa, tan kalugra ngalaksanayang Panca Yadnya sajroning Desa Adat Presana. Yan tekaning kepatiyan dados sawubang utawi pendem ring setra teben utawi setra pangilang ngilang, tan polih panyanggran krama banjar minakadi panyanggran desa, tur myascita parhyangan sane wenten ring wawidangan Desa Adat Presana.

11)  Yan wenten anak tan maagama Hindu ngenahin palemahan sajroning Desa Adat Presana patut nganutin paswaran Desa Adat Presana.

12)  Yan wenten anak liwaring Desa Adat wenten ngaletehin, ngarucakin, ngarobedin tur ngutang sahananing luwu sane ngawinang cemer, yan wenten ngatengahang ka desa tur mabukti patut katibakin pamidanda manut pamutus pararem desa.

13)  Yan wenten sinalih tunggal krama Desa Adat Presana jagi ngadol tanah utawi tegalan sane magenah ring wawidangan Desa Adat Presana, yogya ngatengahang ka Desa.

14)  Yan wenten sinalih tunggil krama mabuat pacang ngadol tanah tan kalugra ngadol ring krama syosing umat Hindu.

15)  Yan prade sinalih tunggal krama mabuat pisan jagi ngadol tanah utawi tegalan ipun tur nenten wenten sinalih tunggal krama numbas, yogya katumbas olih Desa Adat Presana tur keranjingang pelaba pura Desa Adat Presana (indik pengargan tanah utawi tegalan punika manut Kelas Tanah lan panglokika)

16)  Yan wenten sinalih tunggal Krama liwaring Desa Adat Presana maduwe Utsaha ring wewidangan Desa Adat Presana kapatut kakeninin dana punia mapangarga 25 kg beras selami amasa (1 tahun).

 

Palet: 2

Indik Kakayonan

 

Paos: 22

 

1.      Tan kalugra nebteb, ngarebah, wit-witan salwir ipun, ring palasan, pategalan, habing, tangkid, alas miwah genah sioysan sane kakeker antuk desa. Yan wenten sinalih tunggil mamurug, katiwakan dandha manut lokika, manut paswara, tur taru sane karebah mantuk ka desa sesampun polih palugrahan saking sang amawerat.

2.      Salwir wit-witan sane sampun kacirenan wiyadin kasawenin antuk desa pacang mangge mapawangun ring desa, pradene punika karebah antuk sang madruwe yogya sang madruwe katiwakan dandha, manut lokika, manut paswara, taru wiyadin wit-witan sane karebah mantuk ka desa, desa patut nahur taru punika manut pangarga.

3.      Yan wenten wit-witan wiyadin kakayonan ngungkulin palemahan anak siyosan, sane ngawinang tiyeb, nampyasin, ngaregedin, asing kungkulan wenang ngatengahang kadesa, prajuru desa maritetes saha mituduhang sang madruwe mangda ngerancap, nebteb, wyadin ngarebah. Yan kantos ping tiga pituduh desane tan kalingu, wenang katiwakin dadha sang anikel tuduh, gung artha manut paswara. Kekayonan punika prasidha karebah antuk desa pacundangan (mebagi).

4.      Tanem tuwuh miwah tetanduran siyosan jroning karang pomahan, tan kalugra tegeh ipun lintangan ring jan palit solas, wiyadin limang meter, bungkil ipun adepa agung wiyadin kalih meter tengah, saking panyengkere ngajerowang. Yan mamurug, wenten raris ngatengahang ka desa, yogya sang madruwe kati wakan dandha gung artha manut paswara, saha ngarebah sajroning tigang rahina saking pamuput babawose.

5.      Kakayonan jroning pomahan hugi mapyara mangda tan ngaletehin, ngarobedin, mamayen karang siyosan, saking akah kantos daun ipun. Yan wenten mamurug tan tulinga ring kakayonan duwe, wenten ngatengahang ka desa prajuru desa yogya maritetes, saha nepasin manut panglokika kalih paswaran desa.

6.      Yan wenten wit taru mentik kantos ageng ring babaledan, wates, salwiring babaledan muwang wates, wenten ngatengahang ka desa, patut taru punika karebah, raris pinaratiga, apahtigayan mantuk ka desa, sang madruwe babaledan  apahtigayan sowang-sowang.

7.      Yan wenten sinalih tunggil nundungin tanem tuwuh, kakayonan sane kaswatah pacang mamayen, wenang kabawosang ring sang madruwe. Yan akas sang madruwe, yogya katengahang ka desa. Prajuru desa ngenteb tanem tuwuh wiyadin kakayonan punika. Yan manut panglokikan prajuru desa yogya tundungin, taler akas sang madruwe, patut sepat gantungin. Yan jati pangwatahe, yogya sajroning tigang rahina, karebah pacundang. Sang madruwe katiwakan dandha gung artha manut paswara dosana anikel tuduh, yan tan yukti kadi pengwatahe sang ngatengahang katiwakan dandha gung artha manut paswara desane angadak aken nora tanem tuwuh wiyadin kakayonan punika tan karebah.

8.      Yan wenten sinalih tunggil nyadya nandur pijer, turus, salwiring tanem tuwuh wiyadin kakayonan sane pacang dados ageng nesek ring babaledan, ring wates, papuduk, hugi mangda masupeksa ring prajuru desa, kalih ring panyanding sowang-sowang. Yan tan kalugra, tan kapisukayang, pradene taler kapurug yogya sang mamurug katiwakan danda gung artha manut paswara, tur ngamademang tatadurane.

9.      Yan wenten krama nandur pijer minakadi tetanduran sekadi; poh, cengkeh, juwuk, salak, miwah sane siyosan, sane tuwuh ipun panjang sane ngawinang tanahe andog ring tegal sasakapan, hugi mangda makarya pasobhaya ring sang madruwe tegal hinucap. Yan durung pinganan mawoh tatanduran punika, durung nahen ngalapin woh ipun pinih sor limang masa, sajaba sangkaning kahiwangan panyakap raris kajabutan, yogya sang madruwe tegal nawur panuku sawit-wit, gung artha manut paswara.

10.  Sang sapa sira hugi nyakap tegal, tan kawasa ngarebah tatanduran sane dados anggen lakar wawangunan, yan tan polih lugra saking sang madruwe tegal. Sang penyakap tan dados mapawangun sadurung polih lugra saking sang madruwe tegal.

11.  Yan wenten sajroning pategalan rebah antuk kapanca bhaya tan dados kajarahin antuk sang sapa sira hugi, yen wenten mamurug keni pamidandha manut panglokika.

12.  Tan dados marereh-rerehan saluwire ring tegal tani druwe, tegal tan sasakapan druwe, yan tan kapisukayang, yan wenten mamurug, wenten raris ngatengahang ka desa, keni pamidanda manut panglokika.

 

Palet: 3

Indik Wawangunan

 

Paos: 23

 

1)      Sang sapa sira hugi krama desa, sawawengkon Desa Adat Presana yan pacang ngawangun panyengker karang pomahan, patut supeksa ring panyandinge. Yan tan radin, yogya nunas degdegan ring prajuru desa, prajuru desa negdeg sadu hajeng ring sang mawicara.

2)      Wawangunan ring pecak tegal, palemahan suwung sane sampun masanggah pawon, palemahan punika prasida kabawos karang pomahan, duwaning sampun katiwakan pangupakara karang. Awanan patut madruwe rurung betel ka margi agung, sukat dados pacang ngalintangang sawa ring tanah tegal. Yan wenten mamurug, yogya prajurudesa niwakang tatepasan, mangda sang mamurug, mrayascita palemahan hinucap sane kalintangin.

3)      Yan tan masanggah panghuluning karang, kabawos akakubon. Tan yogya genah ngaraksa sawa. Yan wenten mamurug yogya katiwakan pamidanda mangda mrayascita palemahan punika.

4)      Yan wenten sinalih tunggil sang sapa sira hugi pacang ngawangun wawangunan genah ngalaksanayang upacara agama, luwire; Pura, Masjid, Gereja, Wihara, miwah sane siyosan, hugi mangda wenten lekita palugrahan prajuru desa, kalih lekita palugrahan Guru Wisesa. Yan wenten mamurug kadi kinucap ring hajeng, kabawos tan siddha karya, tan wenang anggening, tur wewangunan punika  wenang  wangdeyang.

5)      Wawangunan jroning karang pomahan, hugi nganutin tri-mandala. Uthama mandala, sanggah panguluning karang. Madya mandala pagenahan mapumahan. Nista Mandala, genah lebuh, jabayan.

6)      Tan wenang ngungkulang capcapan wawangunan kajroning karang pomahan siyosan tani druwe. Yan wenten mamurug, wenten ngatengahang ka desa, yogya prajuru desa negdeg, saha nyepat gantungin. Yan jati lintang sajroning selahe rahina saking puput babawose mangda sampun pastika.

7)      Tan wenang nganggen tembok humah wiyadin tembok panyengker tani druwe. Wenang ya kasambat sara antuk sang madruwe. Yan akas tur mamurug sang kasambatsara, yogya katengahang ka desa kabawosan antuk prajuru desa.

8)      Sang sapa sira hugi pacang mapawangun nepi ring margi agung, nepi ring rurung desa, yogya wenten lekita palugrahan saking prajuru desa, wiyadin lekita palugrahan saking sang amawarat. Yan tan polih lekita palugrahan, padgatakala wewangunan punika dados katundungan tan ngetang prabeyan tatundungan.

9)      Sang sapa sira krama desa ngawengku karang pomahan, yogya hurati myara kahasriyan lebuh pakarangannya. Rurung pentasan pinih sor asukat karangnya ngalajur.

10)  Sang sapa sira hugi pacang ngawangun hotel miwah sapanunggalan ipun ring wewidangan Desa Adat Presana, patut mawaneng pinih sor satus depa saking pura-pura sane wenten ring sajroning desa, saha hugi mangda wenten lekita pasubaya kalih palugrahan saking prajuru desa kalih sang amawarat.

 

Palet: 4

Indik Wawalungan

 

Paos: 24

 

1)        Sane kinucap wawalungan, sakancan buron suku pat sane nyadya kapyara, sakadi: bawi, banteng, kambing, kebo, misa, jaran, miwah sapanunggilan ipun; taler watek makampid sane nyadya kapyara, sakadi: ayam, itik, hangsa, dolong, miwah sabacakan ipun.

2)        Sang sapa sira hugi krama desa sane myara wawalungan watek suku pat, tan wenang ngalumbar. Sane patut matlusuk, mangda matlusuk; sane tan patut matlusuk mangda mategul baong; sane patut maglogor, makandang, patut maglogor wiyadin makandang. Mangda tan ngarucakin, ngaletehin palemahan tani druwe, miwah mamayen krama desa jana pada. Yan hasu mangda mabelat, luwire makalung bawong tur patut kapaksin mangda tan maupas tetehnyane meyanin, maka cihna wenten sane myara.

3)        Sang sapasira hugi krama Desa, miyara watek suku kalih, watek makampid, yatnain hugi, mangda tan banget ngarucakin, ngaletehin, palemahan, pomahan, tatanduran druwen anak siyosan.

4)        Tan wenang ngangonang, negulang, hingon-hingon ubuh-ubuhan, ring palemahan tan druwe, minakadi tan sasakapan druwe yan tan kapisukayang. Sang madruwe palemahan, Prajuru Desa, Langlang Desa, Keliyang-keliyang asing mamanggihin, wenang nyambat sara sang madruwe wawalungan ika. Yan hakas sang kasambat sara, wawalungan ika wenang taban, Prajuru Desa yogya niwakang pamidandha, manut lokita, gung artha manut paswara.

5)        Yan bebek, angsa, dolong, miwah sapanunggilan ipun, ngarucakin tatanduran, taler wenang taban. Indik naban, mangda masaksi, saha kasupeksayang ka desa pramangkin, prajuru desa yogya mamawosin, niwakang pamidanda manut panglokika.

6)        Yan wenten wawalungan ngeleb, mamegat ngaranjing palemahan Pura, Khayangan , setra, karang pomahan miwah sane siyosan lokikane juge, yan tan nyadya kaelebang tan wenang taban tur katengahang ka desa.

7)        Sang sapa sira hugi ngarereh ulam ring tukade miwah sahunggwaning ulam sajroning Desa Adat Presana, tan wenang nganggen tuba, listrik miwah salwir ipun. Yan wenten mamurug wenang katiwakin dandha gung artha manut lokika paswaran desa.

8)        Sang sapa sira hugi tan kalugra ngamademang, morosin, utawi nyaring luwire; manuk, bojog, kijang, miwah sabacakan ipun, yan tan ngarucakin tatanduran yan wenten mamurug wenang katengahang ka desa premangkin, kabawosan antuk prajuru desa saha katiwakin dandha manut panglokika, kalih paswaran desa.

9)        Sakancan dadandhan, dedosan, sane munggah ring ajeng, sami mantuk ka desa.

10)    Sang sapa sira hugi krama desa miara ayam kandangan, ayam petelor, ayam pedaging kapatut polih panugrahan saking Bandesa Adat utawi Prajuru Desa, yan mamurug patut kekeninin dosa manut paswara.

 

PANCAMAS SARGAH

SUKERTA TATA AGAMA

 

Palet: 1

Indik Dewa Yadnya

 

Keping: 1

Indik Kahyangan

 

Paos: 25

 

1.      Pura puseh, miwah pura desa utawi bale agung, pura dalem miwah prajapati kahemponin antuk desa, indik pangaci-aci manut gagaduhan kalih paswaran Desa Adat Presana.

2.      Minakadi Pura-pura Kahyangan, sane wenten ring wawidangan Desa Adat Presana luwire;

ha.     Pura Puseh, Pura Bale Agung.

na.     Pura Pesimpenan Puseh.

ca.     Pura Dalem.

ra.      Pura Prajapati.

ka.     Pura Subak Abian.

3.      Pura-pura Kahyangan sewosan ring sane ring hayun, papayon kalih pangaci-aci kahemponin antuk krama sane nyungsung Bhatara ring pura Kahyangan punika sowang-sowang.

4.      Munggwing beji, papayon, kalih pangaci-acinya kahemponin antuk krama desa, yan tan wenten beji tan kaaci-acinin, toyan ipun tan yogya anggen sedana sarwa suci.

5.      Yan wenten karecehan, wicara sajroning beji kahyangan, subak, minakadi sekaa-sekaa siyosan sinalih tunggal wenang ngatengahang ka desa, prajuru desa mamawosin, nyahsahang, nepasin wicarane, mangda kasidan mawali landuh jati mula.

6.      Tan wenang nguwah nguwuhin wawilangan palinggih Bhatara, sane sampun wenten ring Pura Kahyangan sowang-sowang, mangda kantun manggeh kadi kuna.

7.      Yan wenten sinalih tunggal reneng pangaci-acinya kantos kadasawarsan, yogya Prajuru Desa Adat Presana mamawosin, maritetes, ngutsahayang pisan mangda kasiddhan mawali kadi jatimula. Nanghing prade tan kasiddhan, prasiddha Desa Adat Presana ngupakara mralina pura punika, mangda tan karanjingang kaumahin antuk Ki Bhuta Kubandha.

8.      Yan wenten sinalih tunggal pura sane magenah ring Desa Adat Presana panyungsung miwah pangempon ipun sami magenah ring dura desa, yogya pura punika nawur pangrisak pacaru sinunggil pacaruan tilem kesanga ring desa, ngamasa-masa gung artha manut pangargan beras 30 kg, napkala pangaci-aci hugi mangda masadok ring prajuru Desa Adat Presana.

 

Keping: 2

Indik Pangaci-aci

 

Paos: 26

 

1.      Indik pangaci-aci pura kahyangan utawi uyun desa sane wenten ring sajroning wawengkon Desa Adat Presana kaemponin antuk krama desa, manut hemponan wiyadin krama sowang-sowang pura madruwe gagaduhan pinaka huger pangaci-aci, miwah bebanten.

2.      Sane yogya muput aci-aci punika, Ida sang maraga sulinggih sane katuhur antuk krama sowang-sowang utawi kaanteb antuk pemangku ring pura hinucap manut kawenangannya.

3.      Yan wenten sinalih tunggal pura sane kahempon antuk desa sane durung madruwe pemangku, utawi pamangkune kapialang, dados nuhur sinalih tunggal pamangku kahyangan desa, prade taler nenten mrasidayang yogya nuhur Ida Sang maraga Sulinggih.

4.      Pemangku pura punika wantah pemangku pura puseh, pura dalem, pura desa, minakadi pamangku kahyangan jagat sane wenten sajroning Desa Adat Presana kalugra nganteb banten pangodal, minakadi sane siyosan ring pura-pura sawengkon Desa Adat Presana sane mamuwatang taler manut kawenangan pemangku.

 

 

 

Paos: 27

 

1.      Indik pangaci-aci pura pamrajan, paibon, dadya punika kahamongin antuk krama dadya sajroning sekaa dadya, pamrajan, manut sima dresthanya sowang-sowang, tan singsal ring ucaping satsra agama Hindu, nanging tan dados nyarengin aci-aci sane karemba antuk desa.

2.      Ritatkala aci-aci ring pura puseh, pura dalem, pasimpenan, Ida batara malasti, masucian ka segara utawi ka Toya Sah.

 

Paos: 28

 

1.      Aci-aci piodalan, usaba pasegehan ring kahyangan desa manut dudonan minakadi dresta kuna,

ha.       Ida Bhatara lunga masucian ke Toya Sah ngiring Ida Bhatara ring Puseh Desa Adat Selat ring sasih Katiga.

na.       Pura Puseh Bale Agung, ngawarsa, nuju nyanggra Usaba Kapat (Pengambuan).

ca.       Pura Puseh, Bale Agung, ngawarsa, nuju purnamaning sasih kapat (Pausabaan).

ra.        Pura Puseh Bale Agung, ngawarsa nuju Punamaning sasih Kapitu (Pekepituan).

ka.       Pura Pesimpenan, ngenem sasih nuju Anggara Kliwon Prangbakat (Piodalan/Pujawali).

da.       Pura Pesimpenan, ngenem sasih nuju Waraspati Wage Sungsang (Sugian Manek).

ta.        Pura Puseh, ngamasa aci petabuhan nuju Tilem Sasih Kawulu (Petabuhan/Nyenyaga).

sa.        Pura Puseh, ngamasa aci Pecaruan ring catus pata nuju Tilem sasih Kasanga (Pengrupukan).

wa.      Pura Dalem miwah Prajapati, kala dina Buda Wage Kelawu nganem sasih (Piodalan/Pujawali).

la.        Pura Dalem miwah Prajapati, ngawarsa nuju Tilem Kajeng sasih Kawulu (Petabuhan), yan tan Tilem nuju Kajeng Kliwon kamargiyang ring panglong ping 13, ping 14, nemoning Kajeng.

ma.      Pura Dalem, nganem sasih nuju Buda Kliwon Dungulan (Galungan).

ga        Pecaruan ring Pura Dalem, ngawarsa nuju sasih Kanem Kajeng Kliwon Uwudan.

ba.       Pura Dalem miwah Prajapati, nganem sasih nuju  Saniscara Kliwon (Kuningan).

nga.     Pura Subak Abian, Kala dina Saniscara Wariga utawi Tumpek Pengarah (Piodalan).

pa.       Sajaba pangusaban, pangaci-aci siyosan manut dresta kuna, luwire;

-          Ring rahina galungan krama desa ngamargiyang upacara Galungan ring pura-pura sane wenten ring wawidangan Desa Adat Presana.

-          Ring rahina Kuningan, raris maprani ngamargiyang upacara kuningan ring pura-pura sane wenten sawawidangan Desa Adat Presana.

2.      Luwiring bebanten, minakadi eed upacara manut gagaduhan dresta kuna sowang-sowang pura.

3.      Padagingan pacang aci-aci;

ha.     Piturunan lan wawijilan krama desa.

na.     Piolih-olih pagunakayan krama desa.

ca.     Haturan-haturan sangkaning krama suka nirmala.

ra.      Utpetin tanah palaba ring Desa Adat Presana.

ka.     Dadandhan krama desa.

da.     Sangkaning wantuan sane siyosan.

4.      Rikala kabrebehan jagate, kageringan, katiben panca bhaya, pinganan tan mresidayang ngaturang aci kadi patute, yogya prajuru desa miwah pemangku ngaturang piuning ring bhatara, masedhana bebanten padatengan, pacanangan makacihna tan pegat aci-acine. Ri wus mawali degdeg jagate patut ngawangun upacara Bhatara Turun Kabeh masasirih (masucian), makakobok ka segara gunung.

5.      Yan ritatkala memahayu, ngayum papayon, ring pura-pura kahyangan, pinganan tan puput kala dinaning piodalan, pangacine wenang rangkadang, nanging padatengan, pacanangan tan dados pegatang rihuwus puput masasapuh saluwire malih mawali kadi kuna.

 

Keping: 3

Indik Pamangku

 

Paos: 29

 

1.      Ring  sowang-sowang Pura Kahyangan hugi madruwe pamangku.

2.      Sang tan kawenang kahadegang dados pemangku luwire;

ha.     Ceda angga luwire, peceng, perot, cungih, lan sapanunggal ipun.

na.     Mabukti sungkan rahat.

ca.     Mabukti ngarug sasana, minakadi malaksana corah.

3.      Pidabdab ngadegang pamangku:

ha.     Ngambil saking saserodan santana wiyadin katurunan.

na.     Saking pamutus sasemburan, wiyadin nyanjan kantos ping tiga.

ca.     Sangkaning kajujuh saha kabriyukin antuk krama Desa Adat Presana.

ra.      Sangkaning mipil maserana antuk lekesan kantos ping tiga.

4.      Sang sapasira hugi pinaka jan banggul pamangku minakadi ring Pura Kahyangan sajroning Desa Adat Presana, mangda pageh ngamel kalih ngalaksanayang sasanan Pamangku.

5.      Sang sapasira hugi krama desa, sangkaning saserodan, sangkaning kasenengan antuk Bhatara polih pamutus ring sasemburan, minakadi kajujuh kabriyukin antuk krama desa, pacang kaanggen pamangku, yan kari alaki rabi yogya lanang istri mawinten.

6.      Sang kasudi pacang kaanggen Pamangku, patut mawinten ring Pura genahe dados jan banggul; munggwing prabeya kawentenin antuk krama pura sowang-sowang, yan ring Dalem antuk krama desa Dalem, yan ring desa antuk krama desane sami.

7.      Pamangku patut madruwe hamongan pura sowang-sowang. Yan tan madruwe hamongan pura, prasiddha tan kalugra ngantebang babanten ring pura-pura saluwire.

8.      Sinalih tunggal Pamangku yan katekan pati, yogya tiniwaken. Patut polih patulung prabeya atitiwa, saking krama Pura sane kahamongin, agung alit patulunge nganutin pamutus babawos sajroning parareman kala punika.

9.      Yan wus tiniwaken, patut kakaryanang pangelad wiyadin papegatan antuk krama pura inucap. Punika yan pamangkune kari rajeg ngamong swadharmaning pamangku kantos antaka.

10.  Twas-twasan Pamangku, mungguh jroning gagaduhan minakadi gagaduhan pura sowang-sowang, taler nganutin dresta kuna.

11.  Pamangku kagentosin majalaran antuk:

ha.     Seda.

na.     Mapinunas mararyan, saking patut pinunase, nanging tan kari ngalaksanayang dharmaning Pamangku. Kawekas kalaning seda tan polih patulung prabheya atiwa-tiwa.

ca.     Saking patut pinunase, majalaran antuk lingsir, sampun tan mampuh, sungkan rahat tan kengin waras. Kanyadayang antuk krama pura, wiyadin desa. Kawekas kalaning seda patut polih patulung, prabheya patatiwan.

ra.      Sangkaning kahusanang, majalaran antuk malaksana mamurug sasanan Pamangku. Kawekas kalaning seda tan polih patulung prabheya atiwa-tiwa.

 

Keping: 4

Indik Sukertan Pura Kahyangan

 

Paos: 30

 

1.        Pamangku sane patut ngantebang babanten ring Pura, wantah Pamangku sane kadruwe antuk Pura punika. Yan nenten wenten pamangku ring Pura punika utawi kapyalang dados nyarad pamangku sawosan, amung sawewengkon Pamangku Kahyangan Desa, saking palugrahan Prajuru Desa Adat Presana.

2.        Yan wenten aci ring Pura panirian, Pamangkune kapyalang dados ngarereh Pamangku sekita.

3.        Tan kalugra masumpah, ma coran, sajroning pura kahyangan sinalih tunggil, sajaba sangkaning wicaran pura hinucap, taler saking pabuwat krama desa sane ngempon Pura punika.

4.        Tan kalugra wak capala, pada capala, miwah sapanunggilan ipun ring sajroning Pura Kahyangan. Yan macihna wenten mamurug, wenten raris ngatengahang ka desa, yogya katiwakan dandha pamarisuddhan kahyangan.

5.        Tan kalugra malaksana kantos ngawetuwang byota ring pura kahyangan. Yan wenten mamurug, kantos maywadi ring pura, yogya tiniwakan dandha gung artha manut pangarggan beras 20 kilogram kang sawiji saha marisuddha kahyangan.

6.        Sang sapasira hugi kacuntakan, salwiring cuntaka, yan durung mabersih, tan kalugra nģranjing ka Pura Kahyangan. Yan katenger wenten mamurug, yogya tiniwakan dandha marisuddha kahyangan punika.

7.        Sedahan hengengan miwah sapanunggilan ipun tan kalugra maseha ring Pura Kahyangan sinalih tunggal. Yan wenten mamurug, yogya dandha gung artha manut paswara saha ngawangdeyang maseha sabinaning polih palugrahan saking Prajuru Desa.

8.        Tan kalugra ngawentenang kaklecan jajuden sajroning suter utawi panyengker pura kahyangan. Yan wenten mamurug, sang ngalaksanayang katur ring sang amawerat tur kaklecan jajuden ipun kawangdeyang manuting Undang-Undang.

9.        Tan kalugra makta salwiring sane kasinanggah tan suci ka jroning suter utawi panyengker Pura Kahyangan. Yan wenten mamurug, yogya sang mamurug marisuddha pura punika.

10.    Sang sapasira hugi rikalaning makemit ring Pura Kahyangan, yan merem, tan kalugra madukan lanang istri, sejaba anak sane kapineh kari alit, durung rumaja putra, yan mamurug keni dandha manut pangargan beras 10 kilogram, tur mrayascita pura punika.

11.    Pamaksan pura sowang-sowang Pura Kahyangan sawawengkoning Desa Adat Presana, kalugra madruwe sukreta ndiri-ndiri, nanging tan dados singsal ring Pasukretan Desa Adat Presana.

12.    Pura Kahyangan tan wenang anggen sajaba ngalaksanayang upacara Agama Hindu. Yan wenten macihna mamurug sang malaksana kawangdeyang, tur pakardinya kapuceh, saha sang ngalugrahin kadandha manut pengargan beras 10 kilogram, maweweh ngawentenang upacara panyangaskara pabresihan.

13.    Yan wenten macihna anak wiyadin sang sapa sira hugi, katedunan utawi kapangluh sajroning pura kahyangan sawawengkon Desa Adat Presana mabawos minangkenang pangandikan Ida Ratu Sasuhunan utawi Bhatara, ring gelis tunasang tirta laluputan mangda gelis hidep. Prade sampun kaketisin tirta, kantun ngatemel masera masero, ngawetuang sumedya kayun kramane, irika patut pintonin, indike mintonin ambilang toya apane, celebang liman nyane makakalih. Yan mabukti tan belus nyandang gega pangandikan bhatara. Yan prade belus tan nyadang gega, gelisang gingsirang genahang mangda doh saking pura punika.

 

Keping: 5

Indik Cuntaka miwah Sosot

 

Paos: 31

 

1.      Sang sapasira hugi krama desa sane kahanan cuntaka, tan wenang ngranjing ka Pura Kahyangan, ka panyuciyan kalaning nyuci ngening, minakadi genah salwiring genah sane kinucap suci pingit. Tan wenang ngaryanin saji salwiring saji sane pacang katur ka Sanggar, sakadi suci gening, minakadi banten salwir ipun sane jaga katur ka pura, miwah sane katur ring pitra pindha. Sajawaning banten sane pacang katur ka Prajapati, Dalem panguluning setra, dados karyanin ring umah sang cuntaka kalaning mangupakara sawa.

2.      Luwir sane kinucap cuntaka:

ha.       Anak istri kalaning ngraja-swala. Suwen cuntakane, saking ngawit ngrajaswala, kantos nyat, macihna sampun malukat.

na.       Sang nganten lanang istri. Suwene cuntaka, ngawit saking rahina pangantenane, wiyadin rahina merangkate, sajroning tigang dina, kantos puput mabyakawon, saha semayut prayascita, malukat matirtha.

ca.       Rama rena cuntaka sangkaning madruwe oka. Sane lanang cuntaka, suwene saking mbas anake alit, kantos kepus odel saha masesuwuk, malukat. Sane istri pinaka rena, cuntaka petang dasa kalih rahina (42 rahina) saking wahu mbas rarene.

ra.        Yan anak istri cuntaka sangkaning karuron, taler 42 rahina cuntaka, pateh cuntakane ring ngembasang oka/pianak, sane lanang cuntaka tigang rahina saha sampun malukat.

3.      Cuntaka malarapan antuk kasedayan, kapatiyan:

ha.       Yan wenten anak alit durung kepus odel raris seda, rama renane cuntaka, sane lanang tigang dina sane istri 42 rahina.

na.       Yan sang ngarepin minakadi sang magenah sajroning karang pomahan sang seda, suwene cuntaka saking seda kantos puput panglemek karyane, punapike mapendem, luwih yan atitiwa, macihna yang punah cuntakane antuk marebu, malukat, nyenyapuh.

ca.       Sang polih ninjo, ngarap sawa︣, ngamel ngarembat saeteh-eteh pula palining sawa cuntaka arahina, punah cuntakane macihna antuk malukat.

ra.        Sebel karang dados ngamargiang saking ngawit negtegang daging kantos Ida Bhatara masineb. Wawanengan sebel karang hamung ring sang magenah sajroning karang sane kacuntakan, yan pacang ngamargiang sebel karang, patut pendem makingsan kalaning wengi, tan polih panyanggran desa, sajaba sane kapatut dados pendem, punika meraksa sajroning karang pomahan.

ka.       Rikalaning wenten aci ring Kahyangan Desa, wenten sinalih tunggal krama kalayu sekaran, krama sane wenten ring genahe kelayu sekaran tan dados ngeranjing ke Pura dawning kabawos Sebel Karang.

da.       Yan sang polih nyembah sawa mangan paridan sawa, punika taler kabawos cuntaka, suwene cuntaka kantos sampun wusan malukat.

4.      Cuntaka sangkaning malaksana mamitra ngalang. Suwene cuntaka, salamine mamitra ngalang.

5.      Anak metu sangkaning mamitra ngalang, utawi tan pawidi widana, pawiwahan, babinjat, punika taler cuntaka, suwene cuntaka, salamine durung wenten meras, wyadin nuduk kangkenin pianak utawi nganggen dadaman (anak angkat).

6.      Cuntaka sangkaning mabukti madruwe panyungkan sane tan sida waras salamine, kadi angganing hila, buduh, ngawijilang reged saking silit, baga, purus, tan henap mameres, berung borok tahunan mabanyeh miwah salwir punika, suwene cuntaka selamine tan waras.

7.      Cuntaka sangkaning cedangga manut panglokikan prajuru desa punika tan kawenang napak palemahan panyucian genah nyuci ngening.

8.      Yan wenten sinalih tunggal sang cuntaka antuk ngeraksa sawa wiyadin layon, mamanah utawi mapakayun ngarawuhin karya hayu atma wedana, minakadi mabakti ring sang wenang baktinin, dados nanging tan wenang ngarap ngarembat, nyuwun, ngamel saupacaran pupalingga.

9.      Yan wenten sinalih tunggal krama desa durung tutug cuntaka kadi hinucap ring harep, mamurug larangan, yan wenten ngatengahang ka desa, prajuru desa niwakang pamidandha, yogya sang mamurug marisuda sakabuwatan manut panglokika.

10.  Yan wenten sinalih tunggal anak istri sangkaning tan maha ngrajaswala sasampun ring pura, wyadin ring genah larangane siyosan, raris kacirenan wenang ya tiwakin dandha tan meha, yogya marisuda genah punika, katulung antuk pamaksan pura wyadin pangemongne soang.

11.  Yan wenten sinalih tunggal krama desa, kacuntakaan antuk ngraksa sawa, wiyadin layon napkala pagilih pagentosan subak babanjaran aci-aci, ring sinalih tunggal kahyangan desa pacaruan ring desa, sadurung tutug sengker cuntakanya, wenang tan tedun maayahan, tan keni dosa pamidanda, nanging yan masadok sang cuntaka ring prajuru desa, yan wus tutug cuntakane, patut naregteg yan kari ngalantur patedunane, munggwing piturunan, wawijilan, daging salwir ipun, yogya katahur mahetang pangarga.

12.  Yan cuntaka gamya gamana, prajuru desa nyantosang pamutus sang amawarat. Yan sampun wenten pamutus saking sang amurwa bumi ring desa katiwakan dandha kadi ring sor puniki, luwire ; Mangda mrayascita raga, genah melaksana, kahyangan desa, miwah Desa Adat. Prade sang katiwakan pamidandha mamandel, prasida desa sane mrayascita desa miwah kahyangan sang mamandel kabawosan ring desa, kaicen pamutus antuk prajuru desa manut pamutus pararem desa.

13.  Cuntaka sangkaning mabukti salah timpal, cuntaka ragan sang malaksana miwah desa pagenahnya tutug cuntakanya yan sampun sang malaksana mrayascita penanggaskara raga, genah  melaksana, desane mrayascita desa. Buron sane kaangge somah kapademang tur katanem.

14.  Anak luh beling tan kapariangken antuk lanangne, swene cuntaka kantos wenten pangupakara panyanggaskara kula wisuda, anake beling mawidi widana pawiwahan masanding keris pinaka linggan sang kadalih tur kapatut ngupakara desa manut pamutus pararem desa.

15.  Anak luh beling tan wenten anak lanang kapariangken swene cuntaka kantos lekad rarene saha wenten pangupakara kula wisuda manut pamutus pararem desa.

16.  Yan wenten anak mabukti nyolong smara, cuntaka pateh ring cuntaka gamya gamana.

17.  Yan wenten anak istri madruwe anak alit kantun nyusu ring biangne, tan kalugra nyusuin okan ipun ring jeroan pura, yan mamurug wenang prajuru desa maosin tur katundung mangda ka jabayan.

18.  Yan wenten jatma malaksana kawon (sad atatayi), lwir ipun: agnida (nunjel), wisada (nyetik), atharwa (nesti), sastrghna (ngamuk), drati krama (marikosa), raja pisuna (misuna). Yan wenten ngatengahang ka desa tur mabukti, cuntakan ipun wusan risampun mretista sang sane kakawonang tur katibakin pamidanda manut pamutus paruman desa.

19.  Yan wenten jatma ngawinang byuta, marebat ring wewidangan Desa Adat Presana kantos ngamedalang rah, jatma punika patut kakeninin pamidanda saha ngupakara lan marisudha Desa Adat Presana manut pararem.

 

 

Paos: 32

 

1.      Indik Sosot:

ha.       Yan wenten sinalih tunggal pacang nahur sosot wiyadin punagi, salwiring punagi, gumanti sane patut nganggen pamegat sot, tan dados nahur sot yan tan kalaning dina tegak aci utawi Piodalan Bhatara.

na.       Yan wenten sinalih tunggal nahur sasangi pacang ngaturang piodalan hugi mangda pagantosan dina piodalan. Sang nahur punagi, wenang nunas kanti patulung karya ring pamaksan. Sang nahur sasangi nyukserahang daging tegep saprabheyaning pangodal ring pamaksan pura.

ca.       Yan wenten sinalih tunggal nahur sasangi maturan swaran tangguran salwiring tatabuhan, sasolahan, minakadi salwir ipun, munggwing prabheya punika sami kaangganing antuk sang masasangi.

2.      Haturan:

Yan wenten sang sapasira hugi ngaturang jinah, mwang sarupaning barang, punika sami patut kahunadikayang antuk Prajuru Desa, Keliyang Pamaksan Pura sowang-sowang, mangda kasidan mapwara hayu. Haturan punika kaungguhang jroning lekita.

3.      Sasarin Canang:

Sasampun puput pangaci-aci puja waline, sasarin canang punika kapupulang saha kawilangin. Antuk Prajuru Desa, Prajuru Pura, indik tatiwak kalih pamargin ipun, sangkaning jati nirmala, pinara tiga.

 

Palet: 2

Indik Rsi Yadnya

 

Paos: 33

 

1.      Krama Desa Adat Presana, yogya ngawrediyang kapradnyanan, kauttaman Sang Hyang Aji, asewaka nunas pawarah ring sang maraga widagdha pradnyan, ping ajeng ring sang kasinanggah guru loka.

2.      Prajuru Desa, Kliyang Banjar, ngutsahayang kawrediyan kamuruban kauttaman Sang Hyang Aji, ngawentenang pasamuhan-pasamuhan, parembugan, pinaka genah krama Desa ngamangguhang pawarah-warah hayu.

3.      Kalaning dewasa hayu, wenang Desa atirtha yatra, wenang Desa ngaturang punia miwah Rsi Bhojana ring Ida Sang Sulinggih. Taler kalaning karyya uttama ring Desa, salwiring karyya sane kaputus antuk Ida Sang Sulinggih patut ngaturang punia. Asapunika taler ring sang mapitulung patut maweh dana.

4.      Sang sapasira hugi Desa Adat Presana yan mapakayun pacang mapodgala (madwijati), taler mangda wenten pasadok ring Prajuru Desa, sajaba palugrahan saking Guru Wisesa.

5.      Prajuru Desa Adat Presana, mamatut pisan, yan krama Desane mapunia ring sang prajnan, ring sang widagdha, ring sang satata ngarajegang dharma, pingajeng ring Ida Sang Sulinggih pasuryan ńyane sowang-sowang.

 

Palet: 3

Indik Pitra Yadnya

 

Paos: 34

 

1.      Pamargin ngupakara sawa, hugi manut linging sastra Agama Hindu. Wenten akudang-kudang soroh, sakadi hinucap ring sor puniki:

ha.       Mapendem ring perthiwi

na.       Atiwa-tiwa, palebon, ngaben

ca.       Yan rare durung makupak huntu, wus kepus odel antaka wenang ngangge pangentas bangbang masedana klungah kelapa gading, ngalungah ngaran.

ra.        Yan rare durung kepus odel antaka, pamali ngaran, pendem juga tan hana pangupakarannya, kewala gaten utawi hadem paican Ida Sulinggih (Ngelangkir Pamangku).

2.      Sang sapasira hugi krama Desa Adat Presana, tan kawasa makta sawa ka Desa Adat, yan sawa ika sampun keni pangupakara sawa (sawa watangan). Yan wenten mamurug, yogya dandha, mrayascita marisuddha desa.

3.      Yan sawa sampun kapendem ring setra Desa Adat Presana raris jagi keaben ke Desa Adat sios (Liwaring Desa Adat Presana), pemargi puniki patut ngelaksanayang upacara Mecaru ring Pura Dalem (Panca Sata) lan Pura Prajapati (Eka Sata), tur masesapuh ring Pura sane wenten ring wewidangan Desa Adat Presana, sane ngelaksanayang (ngemargiang) upacara punika sang sane maduwe yadnya.

4.      Salwiring upacara atiwa-tiwa, palebon, ngaben, ring setra ugi kawenanganya, tan wenang ring Desa Adat. Sajaba layon Ida Sang Sulinggih. Yan wenten mamurug, wenang dandha marisudha desa. Krama desa sang atutulung, dandha gung artha manut pangargan beras 5 kg. kang sadiri saha mrayascita desa.

5.      Yan wenten krama Desa ngurung utawi ngraksa sawa, macamana, mabresih, kawenanganya, tan kalugra lintangan ring 42 dina ngawit saking dina sedane. Yogya murnnama Tilem miwah salwiring rerahinan. Yan kalaning angurung sawa sajroning Desa Adat Presana kawangunang Karya Agung ngantos nyuci ngening, lwire matabuh gentuh, Bhatara turun kabeh, karya agung ring Besakih,ring Pasar Agung, yogya tumpang salune tedunang saking balene, genahang ring natah umahe, saking Bhatara kaodal kantos Ida masineb.

6.      Tan wenang nyekeh sawa yan tan macamana (maupakara sawa), mabresih, lintangan ring roras dina, ngawit saking dinane seda. Yan wenten mamurug, dandha gung artha manut pangarga beras 10 kg saha mrayascita desa adat Presana.

7.      Sang sapasira hugi krama Desa Adat Presana, tan wenang atitiwa, rikala pangaci-acin desa, luwire : patirtan, patoyan ring kahyangan jagat, Pura Puseh, Pura Dalem, Pura Bale Agung, Bhatara Turun Kabeh, Tabuh Gentuh, minakadi karya agung siyosan, luwire:

ha.       Yan Odalan patirtayan ring pura Desa Puseh Bale Agung Presana, pura Dalem, lan Prajapati, pura kahyangan  jagat saking nyolas rahina ngaci-aci kantos bhatara puput masineb.

na.       Yan karya Matabuh gentuh, Bhatara turun Kabeh, minakadi salwiring karya sane nyuci, ening saking ngawit nyuci kantos Bhatara puput  masineb.

ca.       Yan kalaning Bhatara ring Pasar Agung Katuran Puja Wali utawi Karya tan wenang ngemargiang Pitra Yadnya utawi ngaben. Yan wenten mamurug kadi hinucap ring hajeng dandha mrayascita desa, minakadi krama desane matulung dandha gung artha  pangargan beras 5 kg kang adiri.

8.      Yan wenten krama mendhem sawa dina larangan desa, kawasa, nanging hugi masawen, durung magagumuk, makingsan ngangge peloncor.

9.      Indik padewasan :

ha.       Padewasan sawa ring pertiwi, wenang katiwakang antuk Bandesa lan Jero Mangku Kahyangan Tiga sane weneng mapedewasaan.

na.       Padewasan atiwa-atiwa, katiwakang antuk Ida maangga Sulinggih sane pacang muput yogya sampun kapatut antuk Bandesa.

ca.        Indik larangan ngupakara sawa (sajaba ngunggahang ka tumpang salu), sane kamanggehang sajroning Desa Adat Presana, luwire : Buda Wage, Saniscara Kliwon, Anggara Kliwon, Radite Umanis, Sukra Pon, Saniscara Wage, Radite Kliwon, ika semut sadulur. Sukra Kliwon, Saniscara Umanis, Radite Pahing, ika kala gotongan. Yan ring pasah, mwah ring tanggal panglong, ping, 1. Tanggal panglong, ping, 14. ingkel wong, yan wenten mamurug, wenang dandha gung artha manut pengargan beras 10 kg, saha mrayascita desa sajaba larangan sane kalarang ring hajeng, wenten malih larangan sekadi ring sor puniki: Wuku Sungsang, Dungulan, Kuningan, punika larangan, sajaba anggara umanis kuningan, yan wenten mamurug, dandha gung artha pangargan beras 10 kg, saha mrayascita desa.

ra.        Tan wenang ngagah ngulung, teges ipun, sajroning setra tunggil, tan dados mresihin sawa, nuju dina pangutangan yan ring setra punika wenten ngalaksanayang pangabenan. Yan wenten mamurug dandha gung artha manut pangargan beras 20 kg, saha mrayascit desa.

ka.       Yan pacang mendem sawa, tan kalugra ngunjalin yan genahsawa punika dados akarang pomahahan yan mamurug, danda gung artha manut pangargan beras 20 kg kang sawa sadiri (se-banjar se-desa).

10.  Tan dados nguwuk wyadin ngebet sawa sadina-dina teges ipun, sajroning setra  tunggil yan wenten ngaben lintangan ring adiri, nyawa prateka, nyawa pranawa, sang pacang  nyawa prateka patut nguwuk sawa sinarengan ring sang pacang mrateka mabresih ring setra, yan wenten mamurug dandha manut pangargan beras 25 kg, saha mrayascita setra.

11.  Tan kalugra ngaben, sadurung puput panglemek, masesapuh ring setra sang mekarya ngaben rihinan, Yan wenten mamurug danda manut pangargan beras 25 kg, saha mrayascita setra manut cuntaka.

12.  Yan wenten sawa tan kapariangken ring wawengkon Desa Adat Presana hingaranan bedagan desa, wenang pendem ring setra pangilang-ilang sesampun polih lugraha saking sang amawa rat.

13.  Yan sawa sangkaning salah pati, ngulah pati, mati kapangawan (dadakan/tanpa larapan), minakadi salwir ipun, desa tan ngalarangin, yan sawa punika tiniwaken premangkin, sara ledang sang madruwe, minakadi sang Sulinggih sane pacang muput.

14.  Yan wenten sinalih tunggal sawa, genahne seda wyadin padem sejabaning karang pomahan, luwire; ring tegal, ring carik, pura, pasar, banjar, sekolah minakadi genah siyosan dudu karang pomahan, yogya sang madruwe wirange mrayascita marisuda genah punika yan sawa tan kapariangken, genah punika patut kaprayascita antuk sang madruwe hemponan.

 

Paos: 35

 

Indik Angatma Wedana:

1.      Sang sapa sira hugi krama Desa Adat Presana yan kalaning angatma wedana, ngeroras, pacileman, baligya tan wenang ngawangunang payadnyan, petak, ring palemahan pura kahyangan desa, minakadi kahyangan sewosan.

2.      Sang sapasira hugi wus ngawangun karya angatma wedhana, yogya karang Yadnya punika kapralina, sakasep ipun petang dasa kalih (42) dina saking dina karyane.

 

Palet: 4

Indik Manusa Yadnya

 

Paos: 36

 

1.      Sang sapa sira hugi krama Desa Adat Presana, ngawangunang salwiring upacara manusa yadnya, tan wenang magenah ring wawidangan palemahan pura kahyangan, panyiwiyan Desa. Yan wenten sinalih tunggal mamurug, dandha gung artha manut pangarga beras 25 kg, saha mrayascitta marisuddha Pura punika.

2.      Sane kalugra mawinten magenah ring Pura sinalih tunggal, sang sapasira hugi sane pacang kahadegang dados pamangku pinaka jan banggul Bhatara ring Pura Kahyangan hinucap. Taler sane kahadegang pinaka prajuru desa, wenang mawinten majaya-jaya ring sinalih tunggal pura kahyangan tiga Desa Adat Presana.

3.      Indik manusa yadnya sane dados kamargiyang sajroning Desa Adat Presana hugi sane nganutin dresta kuna minakadi sastra agama.

 

Palet: 5

Indik Bhuta Yadnya

 

Paos: 37

 

1.      Sajroning Desa Adat Presana, pacaruwan manut unggwan, kalih sor singgih, luwire:

ha.       Pacaruan Desa sadakala: Pacaruan ring pura Dalem ngemasa satunggil Kajeng Kliwon Uwudan nuju Sasih Kaenem, kaemponin antuk krama Dalem.

-          Panca-satha   : ngamasa-masa, kala tileming kasanga, magenah ring pempatan agung, kahemponin antuk krama desa, panyenyagaan satunggil Tilem Sasih Kaulu magenah ring Pempatan Agung kahemponin antuk Krama Desa Adat Presana.

na.       Pacaruan Desa padgatakala : rikala jagate kabrebehan, kagringan, kadurmanggalan, katiben panca-bhaya, miwah sane sawosan sane patut carunin.

ca.       Agung alit caru, manut unggwan acaru, babuwatan pacaruan, kalih nista madhya uttamaning caru manut gagaduhan pura inucap.

2.      Pacaruwan ring pura-pura kahyangan, pamrajan, dadya, saluwire, manut dresta kuna minakadi gagaduhan pura hinucap.

3.      Yan sinalih tunggal pura kahyangan, saluwire, reneng pangodale kantos tigang pelabuh, wenang prajuru desa mamawosin. Yan wus puput babawose, yogya maguru piduka, ngawit masasapuh, mangda kasidhan ngaturang pangaci-aci.

4.      Pacaruan kalaning tilem kesanga, ring karang pomahan sowang-sowang manut sastra dresta, kalanturang antuk brata panyepian.

 

SAT SARGGAH

SUKERTA TATA PAWONGAN

 

Palet: 1

Indik Rangkat

 

Paos: 38

 

1.      Indik rangkat punika, manut Desa Kala Patra, mwang sima dresta sane kapatutang tur katinutin antuk krama desa sowang-sowang, tan singsal ring uger-uger panegara, luwire;

ha.     Papadikan.

na.     Ngarorod.

ca.     Ngunggahin (rauhin anak istri, nyerahang dewek mangda keambil, keanggen kurenan/rabi).

ra.      Nuduk Mantu / Nyentana.

2.      Sajroning Desa Adat Presana, indik rangkat punika, yan sampun mawidhi widhana pawiwahan sanistanya mabyakawon tur malukat rangkat punika kasinanggeh puput palikrama.

3.      Yan wenten anak istri krama Desa Adat Presana karangkatang antuk sang sapa sira hugi, luwih antuk anak saking dura desa, yan kantos arahina ring awengi saking dina matinggale saking jumah ipun tan wenten  pajati, yogya sang madruwe wirange nunas kanti ring prajuru Desa Adat Presana mangda ngamargiyang saserepan. Yan sampun sinah genahnya, ngararis ngamargiyang panegdeg tan kawasa makta sahananing sanjata saha nunas kanti ring sang amawa rat.

4.      Sang sapa sira hugi krama Desa Adat Presana yan karawuhan tamiu praya masinutan malarapan antuk ngarorod, hugi mangda masadok mihuningan ring prajuru desa, prajuru desa yogya maritetes, yan sangkaning tan patut pamargin rangkatnya, prajuru desa nguduhang mangda katur ring sang amawarat. Yan wenten krama desa mamurug yogya sang mamurug dandha gung artha manut  pangargan beras 25 kg.

5.      Yan wenten sinalih tunggil krama Desa Adat Presana ngamet anak istri mlegandang, mamendet, marikosa, miwah salwir ipun, tan sangkaning samicumpu, tan yogya pinuput widhi-widhana pawiwahannya sadurung wenten pamutus saking guru wisesa.

6.      Yan wenten sinalih tunggal saking dura desa, pacang muput rangkat ring sawengkon Desa Adat Presana, sang madruwe wirang luh yogya nunas pasaksi ring Prajuru Desa Adat Presana, sinalih tunggal mangda wenten ngarawuhin, tur anake lanang sane ngambil anake istri sane marangkat/ ngarorod kakeninin dana panglekita ka Desa Adat Presana manut pangargan beras 40 kg (sane marangkat/ngarorod ka Desa Adat siyosan). Jinahe punika kapinaro pat (Kalih bagi ka Desa Adat, abagi ka Banjar Adat, abagi ka Dadia).

7.      Yan wenten sinalih tunggal krama Desa Adat Presana ngamet anak istri pinaka rabi tan manut sima drestha minakadi sastra agama, yogya katur ring sang amawa rat mangda kabawosan saha polih pamutus:

ha.       Aji Dharma Yogi (Tan patut ngambil rabi langkungan ring adiri arahina sapisanan)

na.       Rangkat Gamya Gamana (29 macem manut swayambu manu)

 

Palet: 2

Indik Belas Makuren / Nyapiyan

 

Paos: 39

 

1.      Sane kabawos nyapiyan, punika sang palas marabi, palas makurenan, sane sampun katiwakan pamutus antuk Guru Wisesa, minakadi sampun kakrabang ring sangkepan Desa Adat Presana.

2.      Krama desa sane palas marabi uatawi makurenan, sasampun polih pamutus saking guru wisesa patut masadok mihuningang ring prajuru desa, sakasep ipun asasih saking palas.

3.      Yan wenten anak istri wit saking wawengkon Desa Adat Presana, nyapyan mawali ka desanya, yogya sang madruwe wiring matur supeksa ring prajuru desa, saha mrayascita marisudha anake istri punika. Yan tan kaparisudha antuk wirangnya, patut marisudha raga, mangda kasidan nirmala.

4.      yan tunggal saking Desa Adat Presana palas mapikuren sangkaning parilaksana tan becik patut ngelaksanayang upacara mrayascita padewekan mangda kasidaning nirmala.

5.      Ritatkala sinalih tunggal kantun mapikuren raris ngilang saking rabine tan ngangken, ring mantuke patut maprayascita.

 

Palet: 3

Indik Balu

 

Paos: 40

 

1.      Sane kabawos balu, anak istri sane katinggal seda antuk rabine, yan lanang seda rabine, wyadin katinggal nyapyan, taler kawastanin balu.

2.      Yan wenten anak istri sinalih tungal balu khandugi marangkat, yogya rangkat punika kapuputang antuk wirang lakine rihin, yan bebaluan punika kari pageh.

3.      Mungguwing wawenangan babalon luh utawi rangda, ring indik wawarisan, minakadi sane siyos-siyosan nganutin huger-huger sane karajegang antuk guru wisesa.

4.      Yan wenten sinalih tunggil krama palas merabian, nanging durung puput babawose palas, sampun marabyan malih, sang sapa siraja sane ngambil (ngarabyang) anak istri punika wenang keni pakerang gung artha manut pararem desa.

 

Palet: 4

Indik Sentana

 

Paos: 41

 

1.      Sajroning Desa Adat Presana, ngarajegang pidabdab santana ka purusa siddhikara tunggal, paperasan tunggal dadya, tunggal siddhikara.

2.      Sang sapasira hugi sinalih tunggal krama Desa Adat Presana, meras sentana, nuduk mantu, makedihang utawi nyerahang raga, yogya sangkaning radin, tunggal siddhikara, tunggal dadya, saha polih palugrahan saking Guru Wisesa, kasiarang ring desa.

3.      Indik meras sentana, nuduk mantu, nyukserahang raga, sasampun sangkaning radin, yogya kadulurin antuk upacara manut sastra agama Hindu, sakabwatan sowang, sinangkenan dening prajuru Desa Adat Presana, tur kasinahang ring desa, saha kapikukuhing antuk lekita sang amawa rat.

 

Palet: 5

Indik Wawarisan

 

Paos: 42

 

1.      Luwire sane wenang kawarisin:

ha.       Hamong-amongan ring desa, ayah-ayahan sahurah-arih (katrima ring sang kaduduk mantu).

na.       Hutang, pihutang sang kawarisin.

ca.       Saraja druwe, brana, tegal, carik, tatamiyan, sakancan kasugihan.

2.      Sane wenang ngawarisin:

ha.       Manut lalintih paprenahan adoh saking purusa tunggal siddhikara, tunggal dadya.

na.       Sangkaning polih pitemes saking sang kawarisin sang madruwe salwir sane dados kawarisang saking palugrahan Guru Wisesa, pinih akeh apahtigaan saking padruwennyane maka piolih-olih pagunakayan.

3.      Sang sapasira hugi Krama Desa Adat Presana, tilar saking Agama Hindu, tan yogya ngawaris sane kamulan patut kawarisin.

4.      Ngedum wawarisan kepatut pinih sor sasampun puput maabenang sang ngawarisang brana kalih kasugihan. Sane dados dum, sajaba sane mangge padagingan pangaci-aci, minakadi salwiring sane mangge piranti ngalaksanayang upacara, pustaka-pustaka sane Kepingitang salwir ipun.

 

SAPTAMAS SARGGAH

WICARA LAN PAMIDANDHA

 

Palet: 1

Indik Wicara

 

Paos: 43

 

1.        Salwiring wicara indik pakraman, ring wawidangan Desa Adat Presana, wenang rinawosan antuk prajuru desa. Yan tan kasiddhan puput, prajuru desa ngaturang ring guru wisesa, buwat matatimbang.

2.        Yan wenten wicara indik pakraman ring banjar, pamaksan, minakadi sekaa-sekaa syosan, yogya kabawosan antuk prajurunya sowang, yan tan kasiddhan puput wenang katengahang ka desa, prajuru desa yogya mamawosin.

3.        Yan pamutus wicara sane katiwakang antuk prajuru Desa Adat Presana, tan  katinutin utawi tan kahiring antuk sang mawicara, wenang sang mawicara nunasang pangrawos ring sang patut mawosin, ring guru wisesa.

4.        Yan sang mawicara taler tan tinut ring pamutus wicara sane katiwakang inucap ringajeng, prasiddha sang mawicara tan polih panyanggran desa minakadi tan dados nganggen sapadruwen desa kantos puput wicaranya, dosane mamandel ring desa.

 

Palet: 2

Indik Pamidandha

 

Paos: 44

 

1.      Lwiring pamidandha sane wenang katiwakang antuk Prajuru Desa Adat Presana, Banjar Papatusan, Subak, Pamaksan Pura, Sekaa-sekaa sawawengkon Desa Adat Presana, sakadi ring sor puniki :

ha.       Dandha artha;

na.       Upasaksi, dewa saksi, pangrarata, sumpah;

ca.       Dandha panyangaskara, luwire; mrayascita, marisuddha, miwah salwir ipun;

ra.        Kasepekang, kaheladang;

ka.       Pamidandha sawosan manut palugrahan Guru Wisesa/Sang Amawerat.

2.      Patiwak pamidandha, manut unggwan wicarane sowang-sowang, minakadi werat ingan wicara inucap, luwire :

ha.       Yan wicara ring Desa Adat Presana, yogya kapidandha antuk Desa. Dadandhan mantuk ka Desa.

na.       Yan wicara ring Banjar Papatusan, katiwakin pamidandha ring banjar punika, dadandhan mantuk ka Banjar.

ca.       Yan wicara ring sekaa-sekaa siyosan, katiwakang pamidandha ring kuwu tempekanya.

3.      Agung alit dadandhan, manut panglokikan agung alit werat ingan sane mungguh ring awig-awig gagaduhanya sowang, minakadi paswara pinaka pamutus paruman.

 

ASTAMAS SARGGAH

Nguwah-Nguwuhin Awig-Awig

 

Paos: 45

 

1.      Sane wenang uwuhin inggih punika, pasukertan, paswaran pamutus pararem, wyadin pamutus pasamuhan miwah sane siyosan sapanunggilan ipun.

2.      Indik ngirangin kalih nguwuhin pasukertan, paswara, wyadin pamutus pasamuan miwah sane siyosan, manut tata kramaning pasamuhan.

3.      Indik ngirang kalih nguwuhin awig-awig, manut tata kramaning pasamuhan sesampun nunas tatimbang ring guru wisesa kalih polih palugrahan sang amawarat.

 

Palet: 1

Pawongan

 

Paos: 46

 

1.      Yan wenten krama tiyos ring umat Hindu, ngeranjing ka wewidangan pura, sane magenah ring sawengkon Desa Adat Presana, tan kalugra (tan patut) nyarengin pulapali ring sajroning upakara lan upacara.

2.      Yan wenten krama ngajak sawitra wiadin timpal, lanang utawi istri luaring Desa Adat Presana wenang nguningayang ring Prajuru Desa wanengnyane arahina (24 jam).

3.      Yan wenten sinalih tunggil krama nenten nganutin pamargi luwire: ayah-ayah pengaci lan ayah-ayah ritatkala ngawentenang pekaryan (wewangunan) ring Desa Adat Presana (kahyangan desa utawi uyun desa), kirang ring 50% salami amasa, kapatut keni dedosan nikel tur tan polih paayah-ayah saking Prajuru Desa, rikala wenten pabuatannya. yan sami sampun katahur, mawali pemargine sekadi patute.

4.      Yan wenten sinalih tunggil jatma sane mamunyah (Minuman Keras), memadat (Narkoba) ring wewidangan Desa Adat Presana sane ngawinang byuta lan rebat saha mabukti patut katibakin pamidanda manut pararem desa turmaning katunasang pamatut ring Guru Wisesa.

5.      Kawentenan krama sane mapengayah dados Prajuru Desa, polih luputan ayah-ayah kemanten sakantun mapaayah-ayah dados prajuru, yan tan kantun dados prajuru mewali dados krama nyarengin sekadi patute manut swadarmaning krama sane wenten ring Desa Adat Presana.

6.      Yan wenten krama wed saking Desa Adat Presana magenah ring dura desa saha tan mipil ring Desa Adat Presana, nanging mipil ring Krama Dalem, patut kakeninin dana pangiket makrama Desa Adat Presana mapengarga  kg beras nyabran amasa, satunggil rahina aci pakepituan (1 tahun), siosin krama wed sane magenah ring Bangli kakeninin Dana Pangiket 1½ kg beras.

7.      Yan wenten krama tan nginutin mipil makrama Desa Adat Presana, tur nenten naur dana pangiket, napkala wenten pabuatnya, nenten polih paayah-ayah saking Prajuru Desa Adat Presana. Tur kakeninin dana penanjung batu mapangarga 50 kg beras mangda polih paayah-ayah sekadi patute tur kapatut ngupakara Kahyangan Tiga (masesapuh ritatkala wenten kecuntakaan utawi kelayu sekaran).

8.      Yan wenten sinalih tunggil krama istri marangkat/ngarorod ke luaring Agama Hindu patut kakeninin dana panglekita (paswara) manut pangargan beras 75 kg.

9.      Yan wenten sinalih tunggil krama lanang ngambil anak istri siyosing ring Agama Hindu patut ngemargiyang Upakara Sudiwadani sadurung ngelaksanayang upakara pawiwahan manut Agama Hindu.

 

Palet: 2

Palemahan

 

Paos: 47

 

1.      Yan wenten krama magenah ring Desa Adat Presana, nanging nenten mipil ring Desa Adat Presana, raris kepatyan (padem) sawa inucap patut katanem ring setra Desa Adat Presana, wenang katanem ring teben (sema pangilangilang) turmaning mapahayu (mreteka) gumi lan masesapuh ring Kahyangan Tiga, Uyun Desa sawengkon Desa Adat Presana tur keni penanjung batu.

2.      Yan wenten krama luaring Desa Adat Presana maduwe karang utawi pabyanan tan sareng mipil ring Desa Adat Presana, wenang nawur pangupon upon satunggil amasa gung artha ¼ kg beras nyabran a are (10 meter  merepat).

3.      Yan wenten ngadol karang pabyanan ring Desa Adat Presana, katumbas krama luaring Desa Adat Presana “ring sampune awig puniki mamargi” dane sane numbas kapatut nyarengin makrama nganutin Awig-Awig Desa Adat Presana.

4.      Yan wenten margi alit (peletasan) sane sampun wenten duk nguni tan dados kecapuh utawi kaangkenin ring penyading.

5.      Krama sane madruwe wewidangan tambang (galian) wenten mapakayun pacang ngrereh (utsaha  panewekan wyadin nganggen infestor) kapatut nguningayang ring pajuru desa (Bandesa) saha nawur kontribusi sane ngaranjing ke Kas Desa Adat Presana gung artha Rp. 10.000,- nyabran aterek.

6.      Yan Krama ngerebah taru ngrubuhin pabyanan anak tyos/tanem tuwuh krama siyosan, majalaran tan wenten pasadu ring penyanding sane karubuhin, taru punika wenang ketaban olih krama sane madruwe pabyanan sane karubuhin.

 

 

 

 

 

 

 

Palet: 3

Padruwean Arta Marupa Tanah

 

Paos: 48

 

1.      Yen wenten sinalih tunggil krama wed saking Desa Adat Presana wiadin saking luaring Desa Adat Presana, ngontrak (metinin) antuk arta, tanah padruwean pacang kaanggen genah mahutsaha dagang wyadin sane siyosan, ritatkala genah punika pacang keanggen genah wewangunan olih Desa Adat Presana, sang sapa sira ugi ngontrak tan dados miambengin genah punika.

2.      Tan ka dadosang makarya wewangunan ring padruweyan Desa Adat Presana, sadurunge wenten pasadu ring prajuru desa lan pararem desa.

3.      Tan dados makarya wewangunan sane sumeken (permanen) ring padruwean desa.

4.      Yening sampun tan prasida pacang ngontrak, tan dados metimbalang ring krama tiyos. Wenang padruwean punika kewaliang ke Desa Adat Presana malih, wus punika sane tios yen wantah wenten mapekayun pacang ngontrak, pemargi punika memargi sekadi patute.

 

NAWAMA SARGGAH

Pamuput

 

Paos: 49

 

1.      Awig-awig puniki mawasta “AWIG-AWIG DESA ADAT PRESANA”.

2.      Awig-awig puniki pinaka bantang sahananing Awig-awig, paswara, paSukertan, miwah salwir ipun, sane mangge ring sowang-sowang banjar, Pamaksan, Subak, Sekaa-sekaa, sane wenten sajroning Desa Adat Presana.

3.      Banjar, Pamaksan, Subak, Sekaa-sekaa, sane wenten sajroning Desa Adat Presana, wenang ngawangunang Awig-awig, paswara, gagadhuhan sowang-sowang, nanging daging ipun tan dados singsal tungkas ring Awig-awig Desa Adat Presana.

4.      Salwiring sane durung munggah ring awig-awig puniki, kaunggahang sajroning paswara paruman Desa Adat Presana.

5.      Dresta kuna sane kari dados angge, yan tan tungkas ring daging Awig-awig Desa Adat Presana, manut kojaring sastra Agama Hindu, manut ring uger-uger Nagara, saha kapuputang sajroning paruman Desa Adat Presana.

6.      Awig-awig Desa Adat Presana puniki, pawangun Krama Desa Adat Presana, kapastika manut Upacara Agama Hindu, kala dina; Saniscara Umanis, wuku Tulu, sasih Kepitu, tanggal 11 Januari 2020, panglong apisan rah 9 (sia) tenggek 2 (kalih), Içaka 1941, magenah ring Pura Puseh Desa Adat Presana, kapuput antuk Ida Sang Sulinggih …………………………………………………………….… saking griya ………………………………………………………………………...

7.      Awig-awig puniki kalinggatanganin antuk Prajuru Desa, Pingajeng Desa minakadi Bandesa, Petajuh, Panyarikan, Sedahan utawi Juru Raksa, Keliyang Sabha Desa, Petangan Desa (Baga-Baga) kasaksinin antuk Kepala Wilayah Muntig, Perbekel Desa Amerta Bhuana, Camat Selat, MDA Kecamatan Selat, MDA Kabupaten Karangasem sane kakukuhang antuk Bupati Karangasem.

8.      Awig-awig puniki kalaksanayang ngawit dina: Saniscara Umanis, wuku Tulu, sasih Kepitu, Isaka 1941 kantos salantur ipun.

9.      Luwir sang ngalinggatanganin :

ha.       Kapratama : Prajuru Desa Adat Presana :

 

PRAJURU DESA

1.      Bandesa,

 

 

 

I MADE SUDIARTAWAN

 

2.      Petajuh,

 

 

 

I KADEK ARISTANA

3.      Penyarikan Desa,

 

 

 

I MADE SUWARKA

 

4.      Penyarikan Desa,

 

 

 

I NYOMAN SINTA

5.      Sedahan utawi Juru Raksa

 

 

 

I MADE GENEP SUARDANA

 

6.      Sedahan utawi Juru Raksa

 

 

 

I KADEK KAMIANA

7.      Pengelingsir Sabha Desa

 

 

 

I WAYAN YUDIARTA

 

8.      Pengelingsir Pecalang

 

 

 

I KADEK NGURAH

KELIYANG BANJAR:

Keliyang Banjar Adat Kerta Dharma Karya

 

 

 

I PUTU DANA

 


 

2.5.3 Pararem

PARAREM DESA ADAT PRESANA

NOMOR  01 TAHUN 2020

 

TENTANG

PENGATURAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN

GERING AGUNG COVID-19 DI WEWIDANGAN DESA ADAT PRESANA

 

ATAS ASUNG KERTHA WARA NUGRAHA HYANG WIDI WASA

BANDESA DESA ADAT PRESANA

 

Menimbang

:

a.

Bahwa penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dengan jumlah kasus positif dan/atau kematian yang telah meningkat dan meluas lintas wewidangan Desa Adat, lintas Kabupaten, lintas Provinsi, lintas pulau, dan bahkan lintas negara serta berdampak pada aspek Pawongan Desa Adat, meliputi ekonomi, sosial, budaya, ketertiban, dan keamanan, serta kesejahteraan Krama Desa Adat;

 

 

b.

Bahwa dalam upaya mencegah dan mengendalikan serta menekan penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) pada Krama di Wewidangan Desa Adat semakin meluas, maka perlu dilakukan pengaturan tentang Pencegahan dan Pengendalian Gering Agung COVID-19;

 

 

c.

Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Pararem Desa Adat tentang Pengaturan Pencegahan dan Pengendalian Gering Agung COVID-19 di Wewidangan Desa Adat Presana.

 

 

 

 

Mengingat

:

a.

Undang-undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945;

 

 

b.

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Corona Virus Disease 2019 (COVID-19), tertanggal 31 Maret 2020;

 

 

c.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2020 Tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19), tertanggal 31 Maret 2020 ;

 

 

d.

Maklumat Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor: Mak/2/III/2020 Tentang Kepatuhan Terhadap Kebijakan Pemerintah Dalam Penanganan Penyebaran Virus Corona (COVID-19), tertanggal 19 Maret 2020;

 

 

e.

Instruksi Gubernur Bali Nomor 8551 Tahun 2020 Tentang Penguatan Pencegahan dan Penanganan COVID-19 di Bali, tertanggal 1 April 2020;

 

 

f.

Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2019 tentang Desa Adat di Bali (Lembaran Daerah Provinsi Bali Tahun 2019 Nomor 4, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Bali Nomor 4);

 

 

g.

Peraturan Gubernur Bali Nomor 4 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2019 Tentang Desa Adat di Bali (Berita Daerah Provinsi Bali Tahun 2020 Nomor 4);

 

 

h.

Keputusan Bersama Gubernur Bali dan Majelis Desa Adat Provinsi Bali Nomor 472/1571/PPDA/DPMA dan Nomor 05/SK/MDA-Prov Bali/III/2020 Tentang Pembentukan Satuan Tugas Gotong Royong Pencegahan COVID-19 Berbasis Desa Adat di Bali;

 

 

i.

Keputusan Bersama PHDI dan MDA Provinsi Bali Nomor 020/PHDIBali/III/2020 dan Nomor 04/SK/MDA-Prov Bali/III/2020 Tertanggal 28 Maret 2020;

 

 

j.

Keputusan Bersama PHDI dan MDA Provinsi Bali Nomor 026/PHDIBali/IV/2020 dan Nomor 06/SK/MDA-Prov Bali/IV/2020 Tertanggal 8 April 2020 Tentang Pelaksanaan Nunas Ica dan Ngeneng Ngening Desa Adat di Bali dalam Situasi Gering Agung COVID-19;

 

 

k.

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Majelis Desa Adat (MDA) Bali Tahun 2020;

 

 

l.

Pedoman Khusus Penyusunan Perarem tentang Pengaturan Pencegahan dan Pengendalian Gering Agung COVID-19 dari Majelis Desa Adat Provinsi Bali Tahun 2020;

 

 

m.

Awig-awig Desa Adat Presana (Pangeling-eling Desa Adat Presana).

 

 

 

 

Memperhatikan

:

Kesimpulan rapat Paruman Khusus Prajuru Desa Adat setelah mendengarkan masukan dan pertimbangan dari Sabha Desa Adat dan Kerta Desa Adat pada hari Rabu tanggal 17 Juni 2020.

 

 

 

 

MEMUTUSKAN

 

 

 

 

Menetapkan

:

Pararem Desa Adat Presana tentang Pengaturan Pencegahan dan Pengendalian Gering Agung COVID-19 di Wewidangan Desa Adat Presana.

 

BAB I

KETENTUAN UMUM

 

Pasal 1

 

Dalam Pararem ini yang dimaksud dengan:

a.       Desa Adat adalah Desa Adat Presana yang merupakan kesatuan masyarakat hukum adat di Bali yang memiliki wilayah, kedudukan, susunan asli, hak-hak tradisional, harta kekayaan sendiri, tradisi, tata krama pergaulan hidup masyarakat secara turun temurun dalam ikatan tempat suci (kahyangan tiga atau kahyangan desa), tugas dan kewenangan serta hak mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri;

b.      Banjar Adat atau Banjar Suka Duka atau sebutan lain adalah bagian dari Desa Adat Presana;

c.       Krama Desa Adat adalah warga masyarakat Bali beragama Hindu yang Mipil dan tercatat sebagai anggota di Desa Adat Presana;

d.      Krama Tamiu adalah warga masyarakat Bali beragama Hindu yang tidak Mipil, tetapi tercatat di Desa Adat setempat;

e.       Tamiu adalah orang selain Krama Desa Adat dan Krama Tamiu yang berada di Wewidangan Desa Adat untuk sementara atau bertempat tinggal dan tercatat di Desa Adat Presana;

f.        Prajuru Desa Adat adalah Pengurus Desa Adat Presana;

g.      Bandesa adalah Bandesa Adat Presana;

 

BAB II

MAKSUD DAN TUJUAN

 

Pasal 2

 

(1)   Pengaturan ini dimaksudkan untuk memberikan pedoman kepada Prajuru, Satuan Tugas (Satgas) Gotong Royong Pencegahan COVID-19 Berbasis Desa Adat, Krama Desa Adat, Krama Tamiu, dan Tamiu dalam melaksanakan pencegahan dan pengendalian terhadap COVID-19.

(2)   Pengaturan ini bertujuan untuk mencegah, menghambat, dan memutus penyebaran COVID-19 di Wewidangan Desa Adat.

 

BAB III

RUANG LINGKUP

 

Pasal 3

 

Ruang lingkup Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 di Wewidangan Desa Adat meliputi;

a.       Perilaku Hidup Bersih dan Sehat;

b.      Pembatasan Kegiatan Berbasis Desa Adat;

c.       Satuan Tugas Gotong Royong;

d.      Penanganan Kasus Terpapar;

e.       Ngeneng Ngening Desa Adat;

f.        Sanksi; dan

g.      Ketentuan Penutup.

 

BAB IV

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

 

Pasal 4

 

(1)   Setiap Krama Adat, Krama Tamiu, dan Tamiu yang ada di Wewidangan Desa Adat wajib untuk menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Pencegahan COVID-19 secara ketat, benar, dan berkelanjutan.

(2)   PHBS Pencegahan COVID-19 sebagaimana dimaksud ayat (1) dilaksanakan dengan cara :

a.       Membiasakan mencuci tangan dengan sabun pada air mengalir atau dengan menggunakan hand sanitizer;

b.      Mengkonsumsi makanan sehat;

c.       Menghindari kerumunan massa (social distancing);

d.      Menjaga jarak (physical distancing) sekurangnya dalam jarak 1 meter apabila bertemu dengan Krama lainnya;

e.       Menggunakan Masker; dan

f.        Memperhatikan etika batuk dan bersin.

 

 

 

Pasal 5

 

(1)   Desa Adat berkewajiban menyediakan tempat cuci tangan di tempat-tempat umum;

(2)   Penyediaan tempat cuci tangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat memanfaatkan dana Desa Adat dan/atau meminta bantuan kepada pihak lainnya.

(3)   Desa Adat melalui Satuan Tugas Gotong Royong memastikan tempat cuci tangan pada fasilitas umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tetap berfungsi dengan baik.

 

Pasal 6

 

(1)   Setiap pelaku usaha yang ada di Wewidangan Desa Adat berkewajiban menyediakan sarana cuci tangan di tempat usahanya.

(2)   Setiap keluarga Krama Adat, Krama Tamiu, dan Tamiu berkewajiban menyediakan tempat cuci tangan di rumah masing-masing.

(3)   Desa Adat melalui Satuan Tugas Gotong Royong memastikan setiap keluarga sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menyediakan tempat cuci tangan dan tetap berfungsi dengan baik.

 

BAB V

PEMBATASAN KEGIATAN BERBASIS DESA ADAT

 

Bagian Kesatu

Pembatasan Kegiatan Krama

 

Paragraf 1

Pembatasan Kegiatan Usaha Keliling

 

Pasal 7

 

(1)   Kegiatan usaha kuliner keliling, seperti dagang bakso, dagang tipat, dan sejenisnya dilarang untuk melakukan kegiatan usaha secara berkeliling, namun masih diperkenankan dengan cara mangkal di tempat tertentu yang diizinkan oleh Satuan Tugas Gotong Royong Pencegahan COVID-19 Desa Adat.

(2)   Kegiatan usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) operasionalnya dibatasi mulai pukul 08.00 Wita sampai pukul 18.00 Wita.

(3)   Pedagang usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berkewajiban memakai masker dan menyediakan cairan pembersih tangan (hand sanitizer).

 

 

 

 

 

 

Paragraf 2

Kegiatan Usaha Hotel/Penginapan/Tempat Kost

 

Pasal 8

 

(1)   Pengelola usaha hotel dan penginapan dapat menerima tamu sesuai prosedur yang ditetapkan oleh Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah.

(2)   Pengelola usaha hotel berkewajiban mengingatkan tamu hotel menggunakan masker bila keluar dari lingkungan hotel.

 

Pasal 9

 

(1)   Krama Desa Adat dan Krama Tamiu yang mengelola rumah kost dapat menerima Tamiu dengan selektif dan terkontrol;

(2)   Selektif dan terkontrol sebagaimana dimaksud ayat (1) dilakukan dengan cara:

a.       Meyakinkan bahwa Tamiu yang akan kost adalah mereka yang catatan perjalanannya tidak berasal dari daerah terpapar (zona merah) COVID-19;

b.      Tamiu yang kost berwajiban mengikuti Protokol Kesehatan dan melakukan karantina mandiri selama 14 (empat belas) hari;

c.       Jumlah Tamiu yang kost dikontrol sehingga jumlahnya tidak terlalu banyak dan memudahkan untuk pelaksanaan jarak fisik (physical distancing); dan

d.      Wajib melaporkan Tamiu yang kost kepada Desa Adat melalui Satgas Gotong Royong Penecegahan COVID-19 Desa Adat selambat-lambatnya 24 (dua puluh empat) jam untuk mendapatkan kartu tanda pantau COVID-19.

 

Paragraf 3

Kegiatan Usaha Perbankan, LPD, Koperasi, dan Sejenisnya

 

Pasal 10

 

(1)   Kegiatan usaha Perbankan, LPD, Koperasi dan sejenisnya beroperasi mulai pukul 08.00 Wita sampai dengan Pukul 16.00 Wita.

(2)   Manajemen pengelola usaha Perbankan, LPD, Koperasi, dan sejenisnya wajib melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat serta mematuhi Protokol Kesehatan COVID-19 meliputi:

a.       Menyediakan tempat cuci tangan atau cairan pembersih tangan (hand sanitizer);

b.      Mewajibkan setiap pengunjung/nasabah yang akan masuk ruangan untuk mencuci tangan terlebih dahulu;

c.       Mewajibkan setiap nasabah yang masuk ruangan untuk melakukan transaksi selalu menggunakan masker;

d.      Melakukan pengukuran suhu tubuh bagi setiap nasabah yang akan masuk ruangan untuk melakukan transaksi;

e.       Membatasi jumlah nasabah yang ada dalam ruangan dan mengatur sehingga terpenuhi ketentuan jarak fisik (physical distancing) setidaknya 1,5 meter (satu koma lima); dan

f.        Menghimbau nasabah/pegawai untuk tidak saling berjabat tangan.

 

 

 

Paragraf 4

Kegiatan Usaha Jasa Konstruksi dan Sejenisnya

 

Pasal 11

 

(1)   Kegiatan usaha jasa konstruksi dan sejenisnya beroperasi mulai pukul 08.00 Wita sampai dengan Pukul 17.00 Wita.

(2)   Manajemen pengelola usaha jasa konstruksi dan sejenisnya berkewajiban melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat serta mematuhi protokol kesehatan COVID-19 meliputi:

a.       Menyediakan tempat cuci tangan atau cairan pembersih tangan (hand sanitizer);

b.      Mewajibkan setiap pekerja untuk selalu mencuci tangan;

c.       Mewajibkan setiap pekerja untuk selalu menggunakan masker;

d.      Secara periodik minimal tiga hari sekali melakukan pengukuran suhu tubuh pekerja;

e.       Membatasi jumlah pekerja sehingga terpenuhi ketentuan jarak fisik (physical distancing) setidaknya 1,5 (satu koma lima) meter; dan

f.        Menghimbau pekerja untuk tidak saling berjabat tangan.

 

Paragraf 5

Kegiatan Usaha Lainnya

 

Pasal 12

 

(1)   Kegiatan usaha lainnya adalah kegiatan usaha selain yang diatur dalam Paragraf 1 sampai Paragraf 4.

(2)   Kegiatan usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibatasi operasionalnya dari pukul 08.00 Wita sampai dengan pukul 21.00 Wita.

(3)   Pengelola usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat serta Protokol Kesehatan COVID-19.

 

Bagian Kedua

Pembatasan Jam Malam

 

Pasal 13

 

(1)   Jam malam di Wewidangan umum Desa Adat dibatasi sampai pukul 24.00 Wita.

(2)   Krama Adat, Krama Tamiu, dan Tamiu yang tinggal di Wewidangan Desa Adat dilarang keluar rumah di atas jam malam sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan pukul 06.00 Wita hari berikutnya.

(3)   Krama Adat, Krama Tamiu, dan Tamiu, yang karena sesuatu dan lain hal bersifat mendesak harus keluar rumah di atas jam malam sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berkewajiban melaporkan diri kepada Bandesa Adat atau petugas Desa Adat lainnya.

(4)   Setiap orang yang akan melintasi Wewidangan Desa Adat menuju ke Wewidangan Desa Adat lainnya, di atas jam malam sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib diperiksa identitasnya oleh petugas, dan bila diyakini keberadaannya diberikan untuk lewat, namun apabila meragukan dapat diamankan di Pos Satuan Tugas Gotong Royong Pencegahan COVID-19 Desa Adat atau diserahkan kepada pihak berwenang lainnya.

 

Bagian Ketiga

Pembatasan Pelaksanaan Yadnya

 

Pasal 14

 

(1)   Semua Upacara Panca Yadnya yang bersifat Ngawangun (direncanakan), seperti Karya Mlaspas, Ngeteg Linggih, Ngaben, Ngaben Massal, Mamukur, serta Karya Ngawangun Lainnya agar ditunda sampai dicabutnya status Pandemi COVID-19.

(2)   Upacara Panca Yadnya selain yang bersifat ngawangun sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat dilaksanakan dengan melibatkan peserta yang terbatas sebanyak-banyaknya 25 (dua puluh lima) orang.

(3)   Dalam setiap pelaksanaan Upacara Panca Yadnya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) agar mengikuti prosedur tetap pencegahan dan penanggulangan pandemi COVID-19, seperti :

a.       melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat;

b.      menjaga jarak fisik (physical distancing) antarorang paling sedikit 1,5 (satu koma lima) meter;

c.       menyediakan tempat cuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau menyediakan cairan pembersih tangan (hand sanitizer); dan

d.      menggunakan masker.

 

Pasal 15

 

(1)   Upacara Pitra Yadnya bagi yang meninggal karena positif COVID-19 dilakukan dengan kremasi langsung atau makingsan di gni atau makingsan di pertiwi sesuai dengan protokol kesehatan jenasah COVID-19.

(2)   Upacara Pitra Yadnya bagi yang meninggal bukan karena COVID-19 dilaksanakan upacara makingsan di gni atau dikubur yang pelaksanaannya melibatkan peserta terbatas, wajib memenuhi protokol kesehatan, dan prosedur penanggulangan COVID-19.

(3)   Apabila ngaben tidak mungkin untuk ditunda, maka dapat dilaksanakan dengan ketentuan upacara dilaksanakan dengan sederhana, melibatkan jumlah peserta terbatas paling banyak 25 (dua puluh lima) orang, tidak ada undangan atau keramaian lainnya, serta wajib memenuhi protokol kesehatan, serta prosedur pencegahan dan penanggulangan COVID-19.

 

Pasal 16

 

(1)   Pelaksanaan upacara Manusa Yadnya yang terkait dengan kelahiran, seperti telu bulanan (tiga bulan), otonan (enam bulanan) dapat dilaksanakan dengan ketentuan upacara dilaksanakan dengan sederhana, jumlah peserta terbatas, tidak ada undangan (resepsi), atau tidak ada bentuk keramaian lainnya.

(2)   Apabila Upacara Pawiwahan tidak dapat ditunda, maka pelaksanaannya dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:

a.       Dihadiri hanya oleh kedua pihak keluarga inti purusa pradana dan saksi-saksi;

b.      Upakara paling inti berupa pabyakalaan dan dipimpin oleh pamangku; dan

c.       Tidak ada undangan dan tidak menggelar resepsi pawiwahan.

(3)   Pelaksanaan Manusa Yadnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) wajib mengikuti prosedur pencegahan dan protokol kesehatan COVID-19.

 

Bagian Keempat

Pembatasan Pertemuan

 

Pasal 17

 

(1)   Krama Adat, Krama Tamiu, dan Tamiu dilarang untuk mengadakan pertemuan, seperti pasangkepan, patedunan, dan sejenisnya.

(2)   Apabila karena sesuatu dan lain hal yang sangat mendesak, maka dapat dilakukan pertemuan dan dilaksanakan dengan peserta terbatas dan mendapatkan izin dari Bandesa atau Satgas Gotong Royong Pencegahan COVID-19 Desa Adat.

(3)   Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikecualikan apabila terkait dengan pelaksanaan pencegahan dan penanggulangan dampak COVID-19.

 

Bagian Kelima

Pembatasan Bertamu

 

Pasal 18

 

(1)   Setiap Krama Adat, Krama Tamiu, dan Tamiu dihimbau untuk tidak saling bertamu dan tidak menerima tamu dari luar Wewidangan Desa Adat.

(2)   Apabila karena sesuatu dan lain hal harus bertamu dan/atau menerima tamu, maka boleh dilakukan paling lama 2 (dua) jam.

(3)   Selama menerima tamu atau bertamu agar mematuhi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat serta Protokol Kesehatan COVID-19.

 

 

Bagian Keenam

Pembatasan Pekerja

 

Pasal 19

 

(1)   Krama Desa Adat, Krama Tamiu, atau Tamiu yang pulang sebagai pekerja migran di luar negeri, sebelum pulang ke Desa Adat wajib mengikuti isolasi mandiri sesuai ketentuan protokol kesehatan yang diselenggarakan oleh Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah.

(2)   Krama Desa Adat, Krama Tamiu, atau Tamiu yang telah menjalani masa isolasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan dinyatakan negatif setelah pulang ke Desa Adat wajib menjalani tambahan isolasi mandiri secara ketat di rumah masing-masing selama 7 (tujuh) hari.

 

Pasal 20

 

(1)   Krama Desa Adat, Krama Tamiu, dan Tamiu yang bekerja pulang-balik (PP) ke luar Wewidangan Desa Adat wajib melaporkan diri ke Bandesa Adat melalui Satgas Gotong Royong Pencegahan COVID-19 Desa Adat untuk didata dan mendapatkan kartu pass jalan.

(2)   Krama Desa Adat, Krama Tamiu, dan Tamiu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di tempat kerjanya wajib melakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat serta menjalani Protokol Kesehatan COVID-19.

 

Pasal 21

 

(1)   Setiap pekerja di Wewidangan Desa Adat yang berasal atau tinggal di luar Desa Adat dan bekerja pulang balik (PP), wajib melaporkan diri ke Bandesa Adat melalui Satuan Tugas Gotong Royong Pencegahan COVID-19 Desa Adat untuk didata dan mendapatkan kartu pass jalan.

(2)   Setiap pekerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di tempat kerjanya wajib melakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat serta menjalani Protokol Kesehatan COVID-19.

 

BAB VI

SATUAN TUGAS GOTONG ROYONG

 

Pasal 22

 

(1)   Desa Adat membentuk Satuan Tugas Gotong Royong Pencegahan COVID-19.

(2)   Pembentukan Satgas Gotong Royong sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengikuti pedoman yang dikeluarkan oleh Dinas Pemajuan Masyarakat Adat dan Majelis Desa Adat (MDA) Provinsi Bali.

(3)   Dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya Satuan Tugas Gotong Royong sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berpedoman pada Petunjuk Teknis yang dikeluarkan oleh Dinas Pemajuan Masyarakat Adat, Majelis Desa Adat, dan arahan dari Prajuru Desa Adat.

(4)   Biaya yang dikeluarkan dalam operasional Satuan Tugas Gotong Royong sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat bersumber dari:

a.       Dana Alokasi APBD Semesta Berencana Provinsi Bali;

b.      Dana Desa Adat; dan/atau

c.       Bantuan/Punia/Sumbangan tidak mengikat dari pihak ketiga.

 

Pasal 23

 

(1)   Dalam melaksanakan tugasnya Satuan Tugas Gotong Royong sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 selalu berkoordinasi dengan pihak Babinkamtibmas, Babinsa, Pacalang, dan Prajuru Desa Adat.

(2)   Satuan Tugas Gotong Royong berkewajiban membangun sinergi dengan Relawan COVID-19 Desa/Kelurahan serta dengan Satgas-satgas COVID-19 lainnya.

 

BAB VII

PENANGANAN KASUS TERPAPAR

 

Pasal 24

 

(1)   Dalam rangka identifikasi dan pencegahan penyebaran COVID-19, Krama Desa Adat, Krama Tamiu, dan Tamiu wajib mengikuti prosedur pencegahan, pendataan, dan pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak terkait;

(2)   Krama Desa Adat, Krama Tamiu, dan Tamiu yang dinyatakan positif terkonfirmasi COVID-19 wajib dikarantina dan dirawat oleh pihak terkait sesuai prosedur penanganan pasien COVID-19.

 

BAB VIII

NGENENG NGENING DESA ADAT

 

Pasal 25

 

(1)   Dalam hal sangat diperlukan dan mendesak karena penyebaran COVID-19 di Wewidangan Desa Adat/Banjar Adat sangat mengkhawatirkan, maka Desa Adat dapat melaksanakan Ngeneng Ngening Desa Adat;

(2)   Pelaksanaan Ngeneng Ngening Desa Adat ditetapkan dengan Keputusan Bandesa Adat, setelah mempertimbangkan masukan dan saran pendapat dari Prajuru Desa Adat, Satgas Gotong Royong, Desa Adat yang berbatasan, Majelis Desa Adat, dan pihak Pemerintah Daerah.

(3)   Jangka waktu pelaksanaan Ngeneng Ngening Desa Adat adalah selama 2 hari dan dapat ditinjau kembali dengan sesuai dengan kondisi setempat.

 

Pasal 26

 

(1)   Tata Cara Pelaksanaan Ngeneng Ngening Desa Adat diatur secara Niskala dan Sakala.

(2)   Tata Cara Pelaksanaan Ngeneng Ngening Desa Adat/Banjar Adat secara Niskala dilakukan dengan:

a.       Desa Adat melalui Prajuru Desa Adat dengan jumlah terbatas Ngaturang Pekeling madasar antuk Pajati di Pura Kahyangan Desa Adat dan Banjar Adat;

b.      Setiap Krama Desa Adat dan Krama Tamiu menghaturkan Pajati Pekeling Nyejer kejangkepin segehan manut dresta Desa Adat, nunas ica pacang Ngamargiang Ngeneng Ngening Desa Adat COVID-19; dan

c.       Untuk Tamiu agar melaksanakan sesuai dengan keyakinan masing-masing.

(3)   Tata Cara Pelaksanaan Ngeneng Ngening Desa Adat/Banjar Adat secara Sakala dilakukan dengan:

a.       Setiap Krama Desa Adat, Krama Tamiu, dan Tamiu wajib tinggal di rumah selama kegiatan Ngeneng Ngening, tidak bepergian kecuali karena urusan sangat penting dan mendesak setelah mendapatkan persetujuan Satgas Gotong Royong Pencegahan COVID-19 Desa Adat atau Prajuru Desa Adat;

b.      Setiap Krama Desa Adat, Krama Tamiu, dan Tamiu dilarang menerima tamu; dan

c.       Masyarakat dari wilayah Desa Adat lainnya boleh melintasi Wewidangan Desa Adat untuk tujuan ke Desa Adat lainnya atau pulang ke wilayah Desa Adatnya, dengan tanpa berhenti di Wewidangan Desa Adat dan wajib memakai masker.

(4)   Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dikecualikan bagi para petugas Desa Adat dan petugas lainnya, yang melaksanakan pengendalian terhadap pelaksanaan Ngeneng Ngening Desa Adat.

 

 

 

BAB IX

KETENTUAN SANKSI

 

Pasal 27

 

(1)   Setiap Krama Desa Adat, Krama Tamiu, Tamiu yang melanggar peraturan ini, dikenakan sanksi dengan tingkatan sebagai berikut:

a.       Pembinaan;

b.      Peringatan; atau

c.       Pamidanda.

(2)   Sanksi pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dilaksanakan secara langsung saat kejadian pelanggaran dengan pendekatan humanis dan kekeluargaan.

(3)   Sanksi peringatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dijatuhkan oleh Satuan Tugas Gotong Royong Pencegahan COVID-19 Desa Adat apabila pelanggar melakukan pelanggaran ringan lebih dari sekali.

(4)   Sanksi Pamidanda sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf c dijatuhkan oleh Prajuru Desa Adat atau Kerta Desa, apabila pelanggar melakukan pelanggaran berulang-ulang atau pelanggaran yang termasuk klasifikasi berat.

(5)   Besarnya sanksi Pamidanda sebagaimana dimaksud ayat (4) sekurang-kurangnya setara dengan akilo baas (setara Rp 10.000,00) dan sebanyak-banyaknya selae kilo baas (setara dengan Rp 250.000,00).

 

BAB X

KETENTUAN PENUTUP

 

Pasal 28

 

Hal-hal yang belum diatur dalam keputusan ini, sepanjang terkait dengan pencegahan

COVID-19 dapat diatur tersendiri sesuai keperluan.

 

Pasal 29

 

(1)   Pararem Desa Adat ini berlaku sejak ditetapkan.

(2)   Agar Krama Desa Adat, Krama Tamiu, dan Tamiu lebih memahami keputusan ini, maka Prajuru Desa Adat berkewajiban melakukan sosialisasi secara optimal.

(3)   Bila dipandang perlu, sebagai akibat adanya perkembangan situasi, kondisi, dan/atau kebutuhan Desa Adat, maka keputusan ini akan dilakukan penyesuaian sebagaimana mestinya oleh Bandesa Adat setelah mendapatkan persetujuan dari Paruman Prajuru Desa Adat.

 

 

                                                                                    Ditetapkan di Presana

                                                                                    pada tanggal, 17 Juni 2020

                                                                                    Bandesa Adat Presana

 

 

 

                                                                                    I Made Sudiartawan

 

 

Diumumkan dalam Paruman Desa Adat

Tanggal 17 Juni 2020

Penyarikan Desa Adat

 

 

 

I Made Suwarka

 

 

 


 


BAB III
PENUTUP

 

Untuk mewujudkan pembangunan yang diharapkan di Desa Adat Presana sangat diperlukan adanya program pembangunan, baik untuk jangka menengah maupun tahunan.

 

3.1 Harapan

            Dengan adanya Profil Desa Adat Presana ini kiranya kita semua mendapat gambaran sekilas tentang potensi yang ada di Desa Adat Presana dengan harapan dapat memotivasi partisifasi masyarakat Desa Adat Presana dan sebagai kajian perencanaan pembangunan selanjutnya, baik pembangunan fisik maupun menggali potensi-potensi SDM dan SDA yang ada di Desa Adat Presana.

 

3.2 Saran

            Demikian pentingnya penyusunan profil desa yang perlu kiranya dilakukan pembinaan secara terus menerus oleh pemerintah, baik dari kecamatan, kabupaten maupun provinsi yang selama ini telah dilakukan.

Buat teman-teman yang ingin mendownload file asli di atas bisa download DISINI

File yang saya bagikan tersebut gratis ya, kalo ada masalah saat mendownload file tersebut bisa hubungi saya langsung yaa...

Posting Komentar untuk "Contoh Profil Desa Adat Presana"